• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Rabu, 24 April 2024

Akhlak Tasawuf

Al-Quran dan Tuntunan Pola Hidup (1): Jaga Kesehatan Jasmani

Al-Quran dan Tuntunan Pola Hidup (1): Jaga Kesehatan Jasmani
Ilustrasi Al-Quran (Foto: Dok. NU Online)
Ilustrasi Al-Quran (Foto: Dok. NU Online)

Sebagai khalifah yang diberi mandat untuk memakmurkan Bumi, menjaga kesehatan jasmani sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya.


Pada konteks ini, perintah untuk menerapkan pola hidup sehat dapat ditemui secara implisit maupun eksplisit dalam Al-Qur'an.


Berbicara mengenai pola hidup, produktivitas dan kualitas hidup seseorang sangat ditentukan oleh kesehatan jasmani dan rohani. Keduanya tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi antara satu dengan lainnya. 


Pembahasan yang akan diulas kali ini yaitu beberapa kiat dalam Al-Qur'an untuk menjaga kesehatan jasmani, antara lain sebagai berikut:


Pertama, mengonsumsi makanan dan minuman halal.


Setiap makanan dan minuman yang dikonsumsi harus halal secara zat, pembuatan serta baik cara memperolehnya. Allah berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 168:


 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ


Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah ayat 168).


Dalam Tafsir Al-Qur’an al-Azim, Ibnu Katsir makanan yang tersedia di bumi boleh dikonsumsi manusia dengan syarat halal dan baik untuk dimakan tidak berdampak buruk bagi badan maupun akal.


Kedua, mengonsumsi makanan yang bergizi.


Agar dapat beraktivitas dan menjaga kesehatan, tubuh manusia membutuhkan makanan untuk mendapat energi. Ada enam unsur gizi yang terkandung dalam makanan yaitu glukosa, lemak, protein, vitamin, garam, mineral, dan air. 


Keenam unsur di atas sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam setiap proses metabolisme. Berkenaan dengan kandungan yang ada dalam makanan ini, tersirat dalam salah satu firman Allah di Surah Al-Baqarah ayat 57:


وَظَلَّلْنَا عَلَيْكُمُ الْغَمَامَ وَاَنْزَلْنَا عَلَيْكُمُ الْمَنَّ وَالسَّلْوٰى ۗ كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْ ۗ وَمَا ظَلَمُوْنَا وَلٰكِنْ كَانُوْٓا اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ

 

"Kami menaungi kamu dengan awan dan Kami menurunkan kepadamu manna dan salwa. Makanlah (makanan) yang baik-baik dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu. Mereka tidak menzalimi Kami, tetapi justru merekalah yang menzalimi diri sendiri." (QS. Al-Baqarah ayat 57).


Dalam Mu‘jam Alfāz Al-Qur’ān Al-Karīm, Muhammad ‘Ali an-Najjār menyebut al-Mann merupakan sejenis madu yang beku dan turun dari langit seperti embun. Sedangkan as-Salwā adalah sejenis burung puyuh. Kedua makanan tersebut mengandung semua unsur utama gizi dan menghasilkan kalori tinggi. 


Penjelasan lain mengenai sumber makanan manusia dari tetumbuhan ditemukan juga pada Surah ‘Abasa/80: 24—32. Sedangkan dari jenis hewan Allah menyediakan daging, ikan, telur, dan susu dapat ditemukan pada Surah an-Nahl/16: 5, Yāsīn/36: 71—73, Fātir/35: 12. 


Ketiga, larangan makan dan minum berlebihan.


Dalam segala hal, sikap berlebihan kerap merujuk kepada konteks negatif. Begitu pula berlebihan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman, baik terlalu sedikit maupun terlalu banyak. Dalam Surah Al-A'raf ayat 31 Allah berfirman:


 يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ 


"Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan." (QS. Al-A'raf ayat 31)


Syekh Wahbah al-Zuhaili dalam Fiqh al-Islami wa adillatuhu berpendapat, ajaran Islam sangat memperhatikan kesehatan fisik dengan mewajibkan umatnya untuk memakan asupan yang dapat menjaga kehidupan, menolak kerusakan fisik, melakukan kewajiban-kewajiban agama seperti shalat, puasa dan yang lainnya.


Keempat, istirahat cukup dan olahraga yang teratur.


Adanya pergantian siang dan malam adalah bentuk kekuasaan Allah. Yang mana pada siang hari merupakan waktu bagi manusia bekerja mencari rejeki. Sedangkan malam hari dalam kondisi gelap gulita dimaksudkan agar manusia beristirahat, mengembalikan kekuatan, setelah siang harinya manusia berusaha keras mencari rezeki. Firman-Nya dalam Surah Al-Furqan ayat 47:


وَهُوَ الَّذِيْ جَعَلَ لَكُمُ الَّيْلَ لِبَاسًا وَّالنَّوْمَ سُبَاتًا وَّجَعَلَ النَّهَارَ نُشُوْرًا  


"Dialah yang menjadikan malam untukmu (sebagai) pakaian dan tidur untuk istirahat. Dia menjadikan siang untuk bangkit berusaha." (QS. Al-Furqan ayat 47).

 

Demikianlah empat kiat dan tuntunan yang bersumber dari Al-Qur'an mengenai pola hidup sehat dengan menjaga kebugaran jasmani. 


Sudah seyogyanya dapat menjadi pegangan dan pedoman bagi umat Muslim untuk dapat menerapkan hidup sehat, guna mengoptimalkan tugas sebagai khilafah di Bumi. Wallahu'alam.


Isyatami Aulia, Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Pegiat Kajian Al-Qur’an.


Akhlak Tasawuf Terbaru