• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 25 April 2024

Akhlak Tasawuf

Al-Quran dan Tuntunan Pola Hidup (2): Kesehatan Mental yang Optimal

Al-Quran dan Tuntunan Pola Hidup (2): Kesehatan Mental yang Optimal
Ilustrasi Al-Quran (Foto: NU Online Jakarta).
Ilustrasi Al-Quran (Foto: NU Online Jakarta).


Dewasa ini, isu mengenai kesehatan mental mulai banyak diperbincangkan khalayak ramai. Terlebih dengan adanya media sosial, kesadaran akan pentingnya menjaga kebugaran jasmani dan rohani beranjak menjadi tren positif yang menggembirakan.


Kesehatan mental merupakan bagian penting dalam kehidupan setiap individu, karena ia termasuk salah satu komponen dari kriteria sehat. Oleh karenanya, apabila setiap individu hidup sehat, maka keluarga dan masyarakat sebagai komunitas suatu bangsa juga ikut sehat.


Berkenaan dengan hal ini, Al-Quran telah banyak memberikan tuntunan berkenaan dengan kesehatan. Meskipun demikian, perlu diketahui bahwa kesehatan mental di dalam Al-Quran tidak disebutkan secara gamblang dan spesifik. Oleh sebab itu, diperlukan penjelasan para Ulama melalui karya yang mereka wariskan dalam memahami teks-teks Al-Quran yang ada. 


Sumber dan Obat dari Penyakit Mental

Penyakit-penyakit hati yang sering menghinggapi manusia merupakan sumber dari gangguan mental. Terdapat banyak penyakit hati yang dikenal dalam literatur Islam, antara lain dengki (al-Hasad), dendam (al-Hiqd), buruk sangka (Su’u Zhann), pamer (Riya’), sombong (Takabbur), tamak, dan lain-lain.


Salah satu firman Allah yang menyinggung tentang obat bagi penyakit mental yang ada dalam dada manusia terdapat dalam surah Yunus ayat 57:


يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ 


“Wahai manusia, sungguh telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur’an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi sesuatu (penyakit) yang terdapat dalam dada, dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang mukmin.”


Ahmad Mushthafa Al-Maraghi berpendapat dalam kitabnya Tafsir Al-Maraghi, kesehatan mental pada ayat di atas ada dalam diri orang-orang yang mau menerima nasihat-nasihat baik. Mereka yang selalu berupaya memperbaiki akhlak dan amal perbuatan merupakan obat dari berbagai penyakit bathiniyah.


Di samping juga hal tersebut merupakan petunjuk yang jelas kepada jalan lurus, sehingga dapat mengantarkan manusia menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, serta rahmat khusus yang diperuntukkan bagi orang-orang beriman dari Allah ta’ala. 


Senada dengan pendapat Al-Maraghi, dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan kesehatan mental yang dimaksud ayat di atas adalah orang-orang yang mengamalkan kandungan Al-Quran. Sehingga mereka tercegah dari perbuatan-perbuatan jahat, sehat dari berbagai penyakit ragu-ragu, serta was-was. Petunjuk kepada jalan yang lurus dan sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.


Merujuk pada dua pendapat di atas, obat dari penyakit mental adalah dengan terus berupaya mendengarkan dan menerima nasihat-nasihat baik dan memperbanyak ibadah yang salah satunya dengan mengamalkan kandungan Al-Quran.


Apabila hal tersebut telah ditempuh, segala penyakit hati yang berakibat pada sakitnya mental maupun jiwa akan lenyap. Peningkatan kualitas spiritual dan kedekatan kepada Sang Pencipta yang memberikan kedamaian di hati setiap manusia.


Menjaga Kesehatan Bagian dari Rasa Syukur


Upaya menjaga kesehatan jasmani (sebagai mana yang sudah dijelaskan dalam artikel sebelumnya) dan rohani merupakan bentuk kesyukuran. Oleh karenanya, Rasulullah pernah mengabarkan bahwa kesehatan merupakan nikmat yang sering kali dilupakan oleh manusia, pada akhirnya mereka merugi karena keduanya.


نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ


“Banyak manusia merugi karena dua nikmat, kesehatan dan waktu luang.” (HR al-Bukhārī)


Dalam kitab Riyadu al-Shalihin, Imam Nawawi menjelaskan mengenai makna hadis di atas, bahwa banyak manusia yang tertipu dengan dua jenis kenikmatan yang telah diberikan, yaitu kesehatan dan kesempatan. Sebab, banyak manusia walaupun dalam keadaan sehat, namun ia tidak mampu melaksanakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah, serta tidak mampu meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.


Semoga dengan mengetahui tuntunan pola hidup dalam Al-Quran mengenai kesehatan jasmani dan kesehatan mental mampu dijadikan rujukan bersama dalam membangun kualitas hidup. Sebab, dalam segala aktivitas seperti beribadah, bekerja, belajar, bahkan beristirahat sekalipun bisa dilakukan secara optimal dengan kondisi tubuh yang sehat.


Isyatami Aulia, Sarjana Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Pegiat Kajian Al-Qur’an.


Akhlak Tasawuf Terbaru