PWNU DKI Minta Muslimat NU Jakarta Kuasai Panggung Dakwah Ibu Kota
Sabtu, 19 November 2022 | 10:00 WIB

Ubaidillah Sadewa saat sedang menyampaikan materi dalam agenda Pelatihan dan Penguatan Daiyah Muslimat NU DKI Jakarta, pada Jumat (18/11/2022). (Foto: NU Online Jakarta/Haekal Attar)
Haekal Attar
Kontributor
Jakarta Timur, NU Online Jakarta
Wakil Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta H Ubaidillah Sadewa meminta para daiyah Muslimat NU DKI Jakarta untuk menguasai panggung dakwah di Ibu Kota DKI Jakarta.
Lebih dari itu, Ubaidillah mengingatkan bahwa era digital seperti sekarang ini perlu disambut sebagai peluang untuk meningkatkan kapasitas dan metode dakwah yang tepat sesuai kebutuhan zaman.
“Penguasaan perangkat digital sebagai sarana baru dalam berdakwah perlu dikuasai dan dipakai,” kata Ubaidillah dalam Pelatihan dan Penguatan Keaswajaan Daiyah PW Muslimat NU DKI Jakarta di Aula PWNU DKI Jakarta, Jl Utan Kayu Raya 112, Matraman, Jakarta Timur, pada Jumat (18/11/2022).
Menurut Ubaidillah, Muslimat NU adalah organisasi perempuan yang telah berdiri sejak 1946 dan banyak melahirkan daiyah-daiyah yang tersebar di berbagai ruang publik seantero negeri ini.
“Terlebih lagi di Jakarta sebagai pusat segala aspek kehidupan negeri ini. Daiyah-daiyah yang tersebar di tingkat wilayah, cabang, anak cabang bahkan ranting harus ambil peran sebagai problem solver (pemecah masalah) di tengah-tengah masyarakat,” ungkapnya
Ketua I PW Muslimat NU DKI Jakarta Hj Ita Rahmawati menyatakan bahwa pelatihan dan penguatan keaswajaan ini diikuti oleh 100 daiyah Muslimat NU yang tersebar di enam kota dan kabupaten se-DKI jakarta.
“Peserta yang hadir tersebar dari Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat dan Kabupaten Kepulaun Seribu mengikuti dengan seksama acara hingga akhir,” katanya.
Sementara itu Dosen Ma’had Aly Zawiyah Jakarta Badrah Uyuni menyampaikan bahwa untuk menjadi daiyah Muslimat NU dibutuhkan keistiqamahan dan meteode dakwah yang tepat sesuai kebutuhan zaman.
“Tidak kalah penting, para daiyah diharapkan terus meningkatkan kapasitasnya dengan terus belajar dan berjejaring dengan daiyah-daiyah lainnya,” ucap Badrah dalam penyampaian materi komunikasi daiyah dan dalam berdakwah.
Ia juga menyampaikan, masyarakat Jakarta yang mayoritas adalah bersuku Betawi memiliki kultur dan adat-istiadat yang selaras dengan ajaran-ajaran Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah.
“Tradisi semacam tahlilan, membaca doa qunut, kemudian maulidan, dan lainnya adalah bagian dari Aswaja. Tapi perlu diingat, paham Aswaja itu sangat luas. Mulai dari mazhab, tasawuf, harakah, sikap tasamuh, tawazun, dan lainnya,” tutup Badrah.
Pewarta: Haekal Attar
Editor: Aru Elgete
Terpopuler
1
LF PBNU Umumkan 1 Muharram 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
2
Pemprov Jakarta Buka Rekrutmen PPSU 2025, Ini Syarat dan Tahapannya
3
Muallim Radjiun: dari Berdagang Sampai Mengimami Jumatan Bung Karno di Istiqlal
4
Perang Iran–Israel Memanas, Pakar: Negara Barat Terlalu Fokus Militer Abaikan Riset Perdamaian
5
LFNU Jakarta Tekankan Pentingnya Rukyat Syar'i dan Rukyat Organisasi
6
Ini Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua