Jakarta, NU Online
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (Dirjen PHU) Kementerian Agama Republik Indonesia Anggito Abimanyu menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang manajemen Haji dan Umroh, Selasa (1/4) kemarin.<>
Nota Kesepahaman tersebut meliputi bidang sertifikasi petugas haji, kajian ekonomi syariah, dan konsultasi, serta petugas medis haji. Acara yang dikemas dalam Studium General (Kuliah Umum) bertajuk “Reformasi Pengelolaan Haji di Indonesia” ini dihelat di Auditorium Prof Dr Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dilakukan langsung oleh Dirjen PHU Anggito Abimanyu. Hadir mewakili Rektor UIN, Wakil Rektor Bidang Pengembangan Lembaga Dr Jamhari Ma’roef. Perhelatan ini dihadiri para pejabat Ditjen PHU dan tiga pimpinan fakultas, yakni, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), serta Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK).
Ketiga dekan tersebut juga menandatangani Momorandum of Agreement/MoA (Nota Kerjasama) dengan Ditjen PHU. Selain itu, sejumlah pejabat dari Bank Panin Syari’ah dan Bank Bukopin Syariah, serta sejumlah undangan juga turut menyaksikan penandatanganan tersebut.
Acara yang diinisiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta ini dihadiri ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di lingkungan UIN, khususnya ketiga fakultas di atas dan beberapa mahasiswa dari kampus lain, semisal UNJ, UMJ, IIQ, dan PTIQ. Sebelum kuliah umum dimulai, hadirin dibuat terkesima atas penampilan Anggito Abimanyu bermain musik bersama para mahasiswa kampus di bilangan Ciputat ini.
Dalam pidatonya, Anggito menegaskan pentingnya kerjasama yang digalang antara Ditjen PHU dengan UIN Jakarta. “Kampus ini merupakan institusi pertama yang kami ajak kerjasama mensukseskan penyelenggaran ibadah haji dan umroh. Dengan FEB, kami ingin belajar model pengelolaan keuangan secara profesional,” ujarnya.
Menurut Anggito, dalam soal perhajian sangat sulit mendapatkan gelar haji mabrur. “Melaksanakan ibadah haji, lalu mendapat predikat mabrur itu tidak mudah. Banyak sekali godaan dan gangguan dari berbagai aspek,” ujarnya.
Oleh karenanya, lanjut Anggito, bentuk konkrit kerjasama ini adalah memberi kesempatan kepada 20 mahasiswa untuk Kuliah Kerja Nyat di Arab Saudi. Dia menunjuk Dekan FKIK untuk menseleksi para calon dokter menjadi tim relawan kesehatan bagi para jamaah haji. Selain itu, Ditjen PHU akan memberlakukan sertifikasi haji bagi 1000 orang pembimbing haji se-Indonesia.
Anggito berharap, UIN Jakarta menjadi pionir untuk meningkatkan pelayanan haji dan umroh. “Di tangan UIN Jakarta, masa depan haji digantungkan,” serunya yang langsung disambut aplaus hadirin.
Menyoal kerjasama tiga fakultas, Dekan FEB Prof Dr Abdul Hamid MS berpendapat, soal kajian ekonomi syariah menjadi wilayah kerja FEB. Sementara itu, FIDKOM menggarap sertifikasi petugas haji. Adapun petugas kesehatan haji menjadi wewenang FKIK. “Saya berharap kerjasama ini terus dilakukan. Kalau perlu setiap tahun, bukan hanya sekali saja,” harapnya. (Ali Musthofa Asrori/Anam)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND