RMINU Jakarta Bentuk Kader Anti Tawuran Melalui Penguatan Karakter
Jumat, 8 Agustus 2025 | 18:43 WIB
Jakarta Utara, NU Online Jakarta
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) DKI Jakarta KH Rakhmad Zailani Kiki menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen membentuk kader anti tawuran melalui program penguatan karakter untuk remaja.
Diketahui program Pesantren Penguatan Karakter untuk Remaja yang diinisiasi oleh RMI ini berkolaborasi dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Utara dan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Tebet yang berlangsung selama tiga hari pada Jumat-Ahad (8-10/8/2025) di Pondok Pesantren Darut Taufiq (Al Falah) Jakarta Utara.
Kiai Kiki berharap bahwa dengan terbentuknya kader anti tawuran ini dapat menjadi penggerak lingkungan untuk menekan angka kenakalan remaja.
"Kami ingin mereka pulang menjadi kader anti tawuran di lingkungan masing-masing. Minimal mereka tidak lagi tawuran, syukur-syukur bisa mengajak teman-temannya untuk berhenti juga,”ujar Kiai Kiki.
Kiai Kiki berharap program ini tak berhenti saat pelatihan usai. Ia memastikan, akan ada pendampingan lanjutan baik melalui pesantren terdekat, PCNU, maupun Karang Taruna.
"Mereka juga akan dititipkan di balai warga, karena Pak Gubernur (Pramono Anung) ini kan meminta untuk diaktifkan lagidi Karan Taruna," katanya.
Ia menyebutkan bahwa dengan kuota terbatas maksimal 30 peserta, metode ini dianggap lebih efektif karena berbasis pendekatan personal.
"Kalau terlalu banyak, tidak bisa ditangani secara intens. Ini diklat, bukan seminar. Kita ambil angkatan perdana ini dari tempat-tempat yang rawan tawuran, ada 11 orang dari Manggarai sisanya dari Jakarta Utara," tuturnya.
Kiki juga menyebutkan bahwa model program tersebut bercorak pesantren kilat. Menurutnya, pesantren masih menjadi peran penting dalam membangun karakter dan moralitas remaja.
"Dari dulu sampai hari ini, pesantren itu menjadi benteng moral. Kalau anak nakal secara karakter, sifat, watak, orang tua selalu bilang nanti kamu akan dipesantrenkan," kata Kiki.
Ia menjelaskan bahwa para remaja yang mengikuti program tersebut akan diberikan materi untuk memperbaiki karakter dengan dua unsur pendekatan yaitu keagamaan dan psikolog.
"Ini adalah sebuah ikhtiar yang kita anggap bisa menjadi alternatif dalam mencegah memprevensifkan dan mungkin juga akuratifnya mengkurasi menanggulangi anak-anak terlibat tawuran," pungkasnya.
Terpopuler
1
Ketua GP Ansor Jakut Nilai One Piece Bisa Tanamkan Nasionalisme
2
Santri Magister Dorong Diplomasi Kemanusiaan di Forum IFHI
3
Terpilih Ketua BEM Pesantren, Ini Harap Samsul Munir
4
Polemik Putusan MK, Pemisahan Pemilu Dinilai Perlu tapi Masih Diperdebatkan
5
Resmi Dilantik, LBH Sarbumusi Tegaskan Komitmen Bela Hak Buruh
6
RMINU Jakarta Bentuk Kader Anti Tawuran Melalui Penguatan Karakter
Terkini
Lihat Semua