• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 26 April 2024

Jakarta Raya

Gelar Pasar Murah Ramadhan di Jaksel, Ketua PWNU Sampaikan Gagasan Fikih Tata Kota

Gelar Pasar Murah Ramadhan di Jaksel, Ketua PWNU Sampaikan Gagasan Fikih Tata Kota
Kiai Samsul saat menyampaikan sambutan di Pasar Murah Ramadhan Jakarta Selatan. Foto: istimewa
Kiai Samsul saat menyampaikan sambutan di Pasar Murah Ramadhan Jakarta Selatan. Foto: istimewa

Jakarta Selatan, NU Online Jakarta

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menggelar Pasar Murah Ramadhan 1443 H di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jakarta Selatan, Jl KH M Syafi'i Hadzami, Jakarta, Sabtu (23/4/2022). 


Pasar Murah Ramadhan yang digelar di Jakarta Selatan ini merupakan putaran kesepuluh dari sebelas putaran yang digelar di lima kota se-DKI Jakarta. Total terdapat 11 ribu paket sembako dengan harga Rp135 ribu yang disubsidi oleh jejaring NU menjadi Rp99 ribu. 


Pada kesempatan itu, Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma’arif menyampaikan gagasan tentang Fikih Tata Kota. PWNU saat ini sedang melakukan tiga fokus aspek kajian yaitu tentang air, api atau energi, dan pangan.


“PWNU DKI Jakarta sedang melakukan kajian tentang Fikih Tata Kota, salah satu babnya adalah menganalisis penggunaan air di Jakarta. Ini kalau tidak ditata secara baik dan benar maka apa yang diramalkan oleh pengamat luar negeri termasuk oleh presiden Amerika Serikat itu bisa terjadi yaitu Jakarta tenggelam,” jelas Kiai Samsul. 
 

Salah satu ide dasarnya adalah pengelolaan air di Pemda DKI itu harus dimiliki bersama sehingga pemerintahlah yang harus melakukan pengelolaan dan tidak boleh ada sekelompok orang yang menguasai air di DKI Jakarta. 


“Jadi sekarang ini orang bisa ambil air sebanyak-banyaknya yang punya hotel yang punya apartemen yang punya rumah besar dia menggunakan alat yang canggih bisa nyedot air se enaknya sementara masyarakat kecil nyari air susah,” papar Kiai Samsul.
 

 

Ke depan, ia melanjutkan, yang bisa merasakan air sehat hanya orang-orang yang punya uang. Dampaknya, bisa terjadi penurunan tanah. Kalau tidak dikelola secara baik maka risikonya Jakarta bisa tenggelam, terutama wilayah yang berada di pinggiran pantai
 

Selain air, api juga harus dikelola dengan baik. Api sebagai simbol energi meliputi minyak dan sebagainya ini harus dijaga agar tidak dikuasai sekelompok orang yang hanya menginginkan keuntungan.
 

“Api ini urusan energi yang harus dikuasai juga oleh negara, maka tidak boleh diberikan sebebas-bebasnya kepada pasar yang bisa menjadikan banyak orang menjerit, termasuk minyak ini pemerintah harus mengontrol secara baik,” jelas Kiai Samsul. 


Jika pemerintah tidak mengontrol minyak dengan baik maka negara akan kalah dengan kelompok-kelompok yang menguasai pasar sehingga salah satu akibatnya adalah minyak susah dicari, seperti yang dialami masyarakat Indonesia belakangan ini. 


Menurutnya, kenaikan bahan pokok ini merupakan akibat dari kurang kontrol pemerintah sehingga sangat menyulitkan masyarakat. Harga yang tinggi dan barang yang langka membuat masyarakat menjerit.


“Yang ketiga yang harus dikuasai bersama, urusan rumput, maksudnya adalah urusan pangan, artinya makanan pokok yang kita gunakan setiap hari, itu pemerintah betul-betul harus mengontrol jangan sampai terjadi lonjakan yang tidak seimbang,” tegasnya.


Sebagai informasi, acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris PWNU DKI Jakarta MH Bahaudin, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Golongan Karya (Golkar) DKI Jakarta Ahmed Zaki Iskandar, dan Ketua PCNU Jakarta Selatan Abdul Rojak Alwi. 


Pewarta: Faqih Ulwan
Editor: Aru Elgete


Editor:

Jakarta Raya Terbaru