Jakarta Raya

MUI Jakarta: Perbedaan adalah Sunnatullah yang Harus Diterima

Senin, 25 Agustus 2025 | 13:20 WIB

MUI Jakarta: Perbedaan adalah Sunnatullah yang Harus Diterima

Para narasumber dan peserta mengikuti kegiatan Silaturahmi Pemerintah Daerah dengan Pemuka Agama dan Organisasi Kemasyarakatan Provinsi DKI Jakarta yang diselenggarakan di Hotel Tavia, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025). (Foto: NU Online Jakarta/Herly)

Jakarta Pusat, NU Online Jakarta

Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi DKI Jakarta KH Auzai Mahfudz menegaskan bahwa perbedaan antarumat beragama merupakan sunnatullah atau kehendak Allah SWT yang harus diterima umat manusia. Kiai Auzai menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Silaturahmi Pemerintah Daerah dengan Pemuka Agama dan Organisasi Kemasyarakatan yang diselenggarakan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) DKI Jakarta di Hotel Tavia, Jakarta Pusat, Senin (25/8/2025).

 

Kiai Auzai mendasarkan pandangannya pada QS. Yunus ayat 99 dan rujukan dari ulama besar Syekh Wahbah Zuhaili bahwa perbedaan merupakan kehendak Allah SWT yang tidak boleh dipaksa untuk diseragamkan.

 

"Seandainya Tuhanmu menghendaki, tentulah semua orang di bumi seluruhnya beriman. Apakah engkau (Nabi Muhammad) akan memaksa manusia hingga mereka menjadi orang-orang mukmin?" katanya mengutip QS. Yunus ayat 99.

 

Sekretaris Umum MUI DKI Jakarta itu menjelaskan bahwa ulama besar Syekh Wahbah Zuhaili juga menekankan pentingnya menerima perbedaan sebagai kehendak Allah SWT.

 

"Ulama besar Syekh Wahbah Zuhaili dalam beberapa pertemuan seringkali mengutip ayat ini dan mengatakan seandainya seorang muslim tidak menghendaki perbedaan, seakan dia bertentangan dengan kehendak Allah SWT," ujarnya.

 

Kiai Auzai juga mencontohkan bahwa Rasulullah SAW telah menunjukkan praktik toleransi dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai komunitas beragama. Dia menceritakan kisah Nabi Muhammad yang tetap menghadiri undangan makan dari komunitas Yahudi meskipun makanan yang disajikan sudah agak basi, serta menerima kunjungan umat Nasrani Najran di Masjid Nabawi.

 

"Artinya, toleransi sudah menjadi prinsip Baginda Rasulullah SAW," ujarnya.

 

Ulama muda asal Betawi tersebut memberikan apresiasi terhadap inisiatif Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menggelar silaturahmi lintas agama.

 

"Model beragama dan bernegara di Indonesia adalah satu-satunya di dunia, paling tidak negara-negara yang sudah saya kunjungi. Maka, patut kita syukuri dan pertemuan ini adalah momentum yang penting untuk menguatkan persatuan kita," katanya.

 

Kegiatan silaturahmi tersebut dihadiri berbagai unsur, mulai dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Polda Metro Jaya, Kodam Jaya, FKUB DKI Jakarta, hingga perwakilan majelis-majelis agama tingkat provinsi seperti MUI, KAJ, PGI, PHDI, WALUBI, PERMABUDHI, dan MATAKIN.