Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari

Jakarta Raya

KH Said Aqil Jelaskan Maulid dan Bid’ah

KH Said Aqil Siradj di acara Maulid Nabi Muhammad di Pondok Pesantren Yayasan Perguruan Islam El-Nur El-Kasysyaf (YAPINK) 03, Tambun Selatan, Kab. Bekasi, pada Sabtu (24/12/22). (Foto: NU Online Jakarta/Rohmalia Azahra).


Kabupaten Bekasi, NU Online Jakarta 

Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menjelaskan mengenai maulid dan bid’ah. Hal itu disampaikannya dalam acara Maulid Nabi Muhammad di Pondok Pesantren Yayasan Perguruan Islam El-Nur El-Kasysyaf (YAPINK) 03, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (24/12/22).


Ketua Umum PBNU 2010-2021 tersebut menyatakan bahwa maulid dan maulud memiliki kesamaan dalam segi makna, berarti menyambut kelahiran seseorang yang mulia. Dalam hal ini merupakan kelahiran Nabi Muhammad. 


“Jadi antara Maulid dan Maulud sebenarnya sama saja." tegasnya.


Seiring dengan itu, Kiai Said juga menambahkan bahwa segala yang tidak ada di zaman Nabi Muhammad merupakan bid’ah. Tetapi setiap bid’ah belum tentu sesuatu yang negatif.


“Ada juga bid'ah yang wajib, yaitu ilmu pengetahuan. di zaman rasulullah tidak ada, salah satunya yaitu tajwid. Karna ilmu itu lahirnya pada masa tabi'in, zaman rasulullah dan zaman sahabat belum ada yang namanya ilmu." terangnya.


Hukum Merayakan Maulid Nabi Menurut KH Said Aqil 


Lebih lanjut, dalam kesempatan lain Kiai Said menjelaskan hukum melaksanakan Maulid Nabi, menurutnya Maulid Nabi Muhammad pertama kali dilakukan pada zaman kekhalifahan Bani Fathimiyyah yang saat itu dipimpin Al Muiz Lidinillah, Mesir pada tahun 361 Hijriah.


“Peringatan Maulid Nabi Muhammad ini termasuk kedalam Sunnah Taqriyyah,” katanya dalam Acara Maulid Virtual PBNU di Masjid Istiqlal, pada 23 November 2022.


Lanjut Kiai Said, sunnah taqririyah sudah dilakukan oleh Bilal bin Rabbah yang telah melakukan shalat sunnah dua rakaat setelah shubuh.


“Saat itu Rasulullah bertanya tentang amalan yang dilakukan oleh Bilal dan mendapatkan legitimasi dari Rasulullah,” ungkapnya.


Acara Maulid di Yapink 03 Tambun Selatan Kabupaten Bekasi ramai dihadiri oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bekasi, sederet perwakilan Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kabupaten Bekasi, Perwakilan GP Ansor se-Kabupaten Bekasi, Muslimat NU Kabupaten Bekasi, serta Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), Wali Santri dan Santri Pondok Pesantren Yayasan Perguruan Islam el-Nur el-Kasysyaf (YAPINK). Selain Warga NU, pejabat pemerintah juga turut hadir dalam maulid tersebut.


Kontributor: Rohmalia Azahra
Editor: Haekal Attar

Editor: Haekal Attar

Artikel Terkait