Nasional

Digelar, Kongres Pemuka Agama di Jakarta

Selasa, 22 Agustus 2006 | 01:29 WIB

Jakarta, NU Online
Departemen Agama (Depag) untuk pertama kalinya menyelenggarakan Kongres Pemuka Agama se-Indonesia, di Jakarta pada Selasa hingga Kamis, 22-24 Agustus 2006. Kongres bertajuk “Membangun Kerjasama, Mengatasi Berbagai Problema, Meningkatkan Kontribusi Umat Bagi Kemajuan Bangsa.”

Kongres akan diikuti 225 peserta, terdiri dari utusan provinsi, masing-masing 6 orang berupa wakil dari majelis-majelis agama tingkat pusat dan provinsi (MUI, PGI, KWI, PHDI, WALUBI, MATAKIN) atau ormas keagamaan dan kepala Kanwil Agama setempat.

<>

Ada tiga agenda sebagaimana dalama siaran pers Depag. Pertama, merancang keberagaman umat ke depan supaya beragama secara dewasa. Kedua, Pancasila sebagai etika bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan ketiga, merumuskan aksi bersama umat beragama menghadapi tantangan global dan tantangan internal bangsa.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

”Umat beragama dewasa ini tengah dihadapkan pada berbagai persoalan yang menyangkut isu-isu global yang turut mempengaruhi sikap dan perilaku keberagamaan masyarakat di tingkat lokal,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Depag Bachrul Hayat selaku Ketua OC Kongres I Pemuka Agama itu.

Dikatakannya, pengaruh tersebut pada tingkat tertentu dapat dilihat sebagai problem kultural dan sosial, persoalan Hak Asasi Manusia (HAM), harmonisasi sosial, demokrasi beragama dan tidak kalah pentingnya adalah persoalan-persoalan yang menyangkut absolutisme dan relativisme pada tingkat kesadaran teologis umat beragama.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Terhadap kompleksitas persoalan umat beragama akhir-akhir ini, kata Bachrul, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah kongkret sebagai respons positif terhadap persoalan bangsa pada umumnya, termasuk dengan menyelenggarakan seremonial itu.

Pendekatan terhadap umat beragama, kata Bachrul, yang masih relevan untuk dilakukan adalah menjadikan para tokoh agama dan majelis-majelis agama sebagai mitra pemerintah, baik yang menyangkut sosialisasi berbagai kebijakan maupun yang menyangkut rumusan-rumusan mendasar yang menyentuh langsung kehidupan umat beragama guna menyongsong masa depan yang lebih baik.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

"Langkah-langkah seperti ini perlu dilakukan atas dasar asumsi bahwa agama masih sangat relevan dijadikan sebagai modal sosial utama masyarakat Indonesia untuk bisa kompetitif dalam meraih kemajuan di masa depan," tutur Bachrul Hayat.

Kongres yang akan dibuka oleh Menko Kesra Aburizal Bakri itu bertempat di Hotel Acacia, berdekatan dengan gedung PBNU, Jl. Kramat Raya, Jakarta Pusat. Sejak seminggu sebelum acara di depan hotel sudah terpasang baliho dalam ukuran besar dilengkapi foto para tokoh agama di Indonesia. Foto KH. Sahal Mahfudz, Rais Aam Syuriah PBNU yang juga Ketua MUI dipasang paling depan di barisan para tokoh agama itu. (nam)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Terkait