• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 26 April 2024

Jakarta Raya

Hilal Rajab 1444 H, Hilal Terdekat dengan Bumi Sepanjang Tahun 2023

Hilal Rajab 1444 H, Hilal Terdekat dengan Bumi Sepanjang Tahun 2023
Ilustrasi Hilal (Foto: NU Online Jakarta/Ikhwanoe)
Ilustrasi Hilal (Foto: NU Online Jakarta/Ikhwanoe)

Jakarta, NU Online Jakarta

Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi, benda langit yang paling terang setelah matahari di langit kita. Cahayanya yang selalu berubah, menjadikan ia sebagai primadona dalam menyusun tanggal dalam Kalender Lunar (kalender yang dihitung berdasarkan fase bulan). 


Fase-fase bulan disebabkan oleh perubahan yang selalu terjadi pada sudut yang dibentuk oleh matahari dan bulan saat bulan berputar mengelilingi Bumi. Cahaya yang dipantulkan bulan berasal dari cahaya matahari yang menyinari permukaannya. Ketika daerah yang cahayanya bertambah,  maka disebut bulan timbul dan jika berkurang disebut bulan susut.


Terdapat empat fase bulan utama, yaitu fase bulan baru, fase perbani awal, fase bulan purnama, dan fase perbani akhir, di mana perbedaan bujur bulan dan bujur matahari masing-masing fase adalah 0°, 90°, 180°, dan 270°. Periode revolusi bulan dari fase bulan baru ke fase bulan baru selanjutnya disebut sebagai periode sinodik, secara rata-rata membutuhkan waktu 29.530589 atau 29 hari 12  jam 44 menit 02.9 detik. 


Bentuk orbit yang elips membuat bulan dalam mengelilingi Bumi melewati dua titik absis, yakni titik terjauh disebut apoge dan titik terdekat disebut perige. Selain bulan, matahari (geosentris) juga melewati dua titik absis yang disebut aphelion sebagai titik terjauh dan perihelion sebagai titik terdekat.

 

Periode revolusi bulan dari titik perige ke titik perige selanjutnya disebut sebagai periode anomalistik, secara rata-rata membutuhkan waktu 27.554550 atau 27 hari 13 jam 18 menit 33.1 detik.


Periode yang berbeda antara sinodik dan anomalistik mengakibatkan bulan bisa berada di apoge atau perige pada saat salah satu fase bulan yang empat. Begitu pun sebaliknya, pada saat fase bulan yang empat bulan bisa berada pada titik terjauh atau terdekat dengan Bumi.
 

Berdasarkan hasil perhitungan, jarak terdekat bulan sepanjang tahun 2023 saat fase bulan baru terjadi saat menjelang awal Rajab 1444 H bertepatan pada Ahad Pon 22 Januari 2023 dengan jarak 356.569 km dan nilai semidiameter terbesar berkisar 00°16'45''.

 

Selain itu, secara perhitungan periode sinodis hilal menjelang awal Rajab tahun 2023, termasuk yang mempunyai nilai tinggi hilal terbesar dengan nilai elongasi serta lebar cahaya terbesar kedua setelah data hilal Ramadhan tahun ini.

 

Adapun data hilal berdasarkan markaz Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari, Jakarta Barat dengan koordinat -06°09’32” lintang selatan 106°42’56” bujur timur dan elevasi 20 Mdpl.

 

Secara perhitungan saat matahari terbenam pukul 18:17:35 WIB pada tanggal konjungsi yang terjadi hari Ahad Pon tanggal 22 Januari 2023 didapat nilai tinggi geosentris bulan 08°48'30'', tinggi toposentris 07°47'00'', elongasi geosentris 09°56'31'', elongasi toposentris 08°56'49'', azimut bulan 248°16'34'', lebar cahaya 0.75 %, lama hilal di atas ufuk 00:38:20 dan terbenam pukul 18:55:56 WIB.


Kontributor: Ikhwanoe
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami


Jakarta Raya Terbaru