• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 20 April 2024

Nasional

Innalillahi, Telah Wafat KH Mundzir Tamam, Rais Syuriyah PWNU Jakarta 1992-1996

Innalillahi, Telah Wafat KH Mundzir Tamam, Rais Syuriyah PWNU Jakarta 1992-1996
Kiai yang juga alumnus salah satu perguruan tinggi di Baghdad pada 1973 ini pernah menjadi anggota DPR pada periode 1997-1999.
Kiai yang juga alumnus salah satu perguruan tinggi di Baghdad pada 1973 ini pernah menjadi anggota DPR pada periode 1997-1999.

Jakarta, NU Online

Kabar duka menyelimuti warga DKI Jakarta. Mereka ditinggal satu lagi ulama kharismatiknya, KH Mundzir Tamam bin KH Maisin. Mereka mengucapkan “innalilahi wa inna ilaihi rajiun” dan surat Al-Fatihah untuk almarhum Kiai Mundzir Tamam yang wafat pada 10.30 WIB, Sabtu (25/7) pagi.


“’Innalilahi wa inna ilaihi rajiun’, telah berpulang ke rahmatullah, ayahanda KH Mundzir Tamam pada hari ini 10.30 WIB. Mohon doa, semoga almarhum diampuni segala kesalahan dan kekhilafannya,” kata H Affan, putra Kiai Mundzir Tamam.


KH Mundzir Tamam lahir pada 1939 M. Ia pernah diamanahi sebagai Rais Syuriyah PWNU DKI Jakarta pada periode 1992-1996, kata Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta Ustadz Hazami. Ia juga pernah menjadi Ketua MUI DKI Jakarta. Ia terlibat dalam kepengurusan MUI DKI Jakarta sejak 1980an.


Kiai yang juga alumnus salah satu perguruan tinggi di Baghdad pada 1973 ini pernah menjadi anggota DPR pada periode 1997-2005. Kiai Mundzir berjuang melalui NU DKI Jakarta bersama KH Amirullah Ilyas, Klender, Jakarta Timur.


“Kiai Mundzir adalah adik dari KH Mursyidi bin KH Maisin Klender, diminta berkhidmat juga di NU oleh abangnya,” kata Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta Ustadz Husni Mubarok Amir.


Ucapan dukacita datang dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, dan pelbagai khalayak.


Adapun KH Ahmad Mursyidi bin KH Maisin adalah pemimpin perguruan Islam Al-Falah, Klender, Jakarta Timur. Ia terlibat dalam kepemimpinan NU DKI Jakarta pada 1970an.


Pewarta: Alhafiz Kurniawan

Editor: Abdullah Alawi


Editor:

Nasional Terbaru