• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

Innalillahi, Wakil Rais PWNU DKI Jakarta Wafat

Innalillahi, Wakil Rais PWNU DKI Jakarta Wafat
KH Oo Suyitno Abdurrahman Mahmud saat masih hidup. (Foto: Istimewa)
KH Oo Suyitno Abdurrahman Mahmud saat masih hidup. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Kabar duka datang dari keluarga besar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta. Wakil Rais PWNU DKI Jakarta, KH Oo Suyitno Abdurrahman Mahmud, wafat Ahad (6/9) pukul 15.10 WIB. Almarhum dikabarkan wafat di RS Husada.


Almarhum yang lahir di Majalengka, Jawa Barat 5 Agustus 1963 ini dikenal sebagai Ketua Forum Silaturrahim Ulama se-Tambora (Forsima) serta Ketua Yayasan Masjid al-Mahallie Tanah Sereal, Tambora. Semasa hidupnya, beliau dikenal selalu menyiarkan ajaran agama Islam rahmatan lil ‘alamin dari masjid ke masjid dan aktif mengikuti berbagai macam organisasi termasuk di Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Barat.


Di Masjid al-Mahallie, beliau mengisi pengajian rutin mingguan ibu-ibu dan juga mengajar pengajian bapak-bapak dengan materi sejumlah kitab. Antara lain Kasyifatus Saja, al-Mabadi'ul Fiqhiyyah, Fiqhul Wadhih, Syarah Bidayah al-Hidayah, dan Sullam at-Taufiq.


Untuk mengajarkan kitab-kitab selain Bidayah al-Hidayah, beliau memiliki sanad keilmuan dari KH Muhammad bersambung ke KH Sanusi. Sedangkan untuk kitab Syarah Bidayah al-Hidayah, gurunya adalah KH Sirajuddin.




Kiai Oo merupakan sosok toleran dan aktif bekerja sama dengan pemerintah terkait isu deradikalisasi. Seperti penuturannya saat menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid al-Mahallie (15/12), bahwa toleransi merupakan sikap saling menghormati antarsesama pemeluk agama dan antarpemeluk berbeda agama, juga dengan pemerintah, serta memperbolehkan pemeluk agama lain untuk menjalankan ibadah dalam agamanya tanpa saling mengganggu.


Perspektif ini beliau sampaikan berlandaskan Surah al-Kafirun ayat 6 yaitu, ‘Untukmu agamamu, dan untukku agamaku’ serta Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani, 'Barang siapa menyakiti seorang dzimmi (non muslim yang tidak memerangi umat muslim), maka sesungguhnya dia telah menyakitiku. Dan barang siapa yang telah menyakitiku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah'.

 
Bersama Forsima, Kiai Oo didampingi Polsek Tambora menggelar dan memimpin shalat ghaib dan mendoakan anggota Polri korban teroris beberapa tahun silam. Selain kegiatan doa bersama, ia juga aktif menggerakan tradisi Islam dan narasi-narasi Islam Nusantara di berbagai masjid.


Kegiatan tersebut antara lain membaca barzanji, ratibul hadad, wirid, dan tahlilan bersama. Selain itu, juga santunan anak yatim dalam berbagai peringatan hari besar Islam seperti Sisuling (Silaturahmi Subuh Keliling), Maulid Nabi, 1 Muharram, Isra’ Mi’raj, dan lainnya.


Kini, Kiai Oo dimakamkan di tanah kelahirannya, Cikijing, Majalengka, Jawa Barat setelah menjalani proses perawatan intensif sejak 17 Agustus 2020. Sebelum menjalani proses perawatan dan kembali kepada Allah SWT, beliau berpesan kepada putra-putrinya untuk menjalankan amalan yang tertulis dalam Surah Thaha ayat 132: 


وَأۡمُرۡ أَهۡلَكَ بِٱلصَّلَوٰةِ وَٱصۡطَبِرۡ عَلَیۡهَاۖ لَا نَسۡـَٔلُكَ رِزۡقࣰاۖ نَّحۡنُ نَرۡزُقُكَۗ وَٱلۡعَـٰقِبَةُ لِلتَّقۡوَىٰ

Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa.


Kontributor: Karimah Iffia Rahman
Editor: Musthofa Asrori


Editor:

Nasional Terbaru