• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Rabu, 15 Mei 2024

Nasional

Mahasiswi Pascasarjana UNUSIA Jakarta Tampil di Konferensi Internasional

Mahasiswi Pascasarjana UNUSIA Jakarta Tampil di Konferensi Internasional
Jakarta, NU Online
Dalam konferensi internasional bertajuk Women’s Leadership and Democratisation in the 21st Century Asia yang diselenggarakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pekan lalu, mahasiswa Pascasarjana UNUSIA Jakarta tingkat akhir, Fitrotul Muzayyanah berhasil menyajikan paper tentang eksistensi ulama perempuan di dunia pesantren dalam kluster Women’s Leaders: Democratization and Everyday Politics.

Forum aktivis gender se-Asia tersebut menyuguhkan berbagai topik diskusi mulai dari kepemimpinan perempuan, radikalisme, kekerasan, keluarga, teknologi, perubahan iklim dan ekonomi ASEAN. Pembicara dan peserta yang terdiri dari peneliti, akademisi, aktivis dan mahasiswa selain dari Indonesia, juga dari Malaysia, Filipina, Thailand, dan Korea Selatan. 

Paper Fitroh yang berjudul, The Role of Nyai Khairiyah in Advancing Education (A Prototype of Female Ulama in Pesantren), mendapat respons positif dari peserta konferensi yang merasa tokoh perempuan dari kalangan pesantren jarang ditampilkan atau digali secara serius. Padahal peran dan kontribusi mereka bisa jadi tidak kalah dengan agen laki-laki.

Dalam paparannya Fitroh menyampaikan, dibandingkan perkembangan di dunia Islam lainnya, Indonesia tergolong negara dengan komunitas Muslim yang menunjukkan perkembangan yang menggembirakan terkait dengan peran ulama perempuan di masyarakat.

Paper yang dihasilkan dari penelitian tesisnya ini menemukan bahwa peran dan kontribusi ulama perempuan abad 20 memberikan inspirasi dan membuka jalan bagi isu gender di kalangan Muslim tradisional.  
 
Intelektualitas Nyai Khairiyah yang telah ditempa oleh tiga kiai besar di Jawa merupakan bukti bahwa daya nalar perempuan bisa berkembang dan menghasilkan gagasan-gagasan progresif keagamaan yang mengejutkan pada zamannya.

“Pandangannya tentang Keluarga Berencana (KB), pakaian perempuan dan relasi gender dalam kitab kuning menjadi penanda kecemerlangan gagasannya,” ujar Fitroh.

Tidak heran jika, menurut Fitroh, Nyai Khairiah yang merupakan putri dari KH Hasyim Asy’ari dan Nyai Nafiqoh ini sering menjadi pihak yang dijadikan tempat bertanya tentang berbagai persoalan agama dari berbagai kalangan. Tercatat dalam sejarah bahwa tokoh penting seperti Hamka, Kahar Muzakir and Soekiman Wiryosanjoyo pun tak sungkan menemuinya untuk bertukar pikiran.

Ajang internasional yang juga didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Asian Association of Women’s Studies dan Komnas Perempuan tersebutpada dasarnya merupakan festival gagasan yang mendorong para peneliti untuk tampil dan mempublikasikan hasil penelitiannya di hadapan audiens yang memiliki minat yang sama. Dalam forum ini, para pembicara dan peserta bertukar gagasan serta saling belajar.

Sebagai sebuah pengalaman baru, Fitroh mengaku harus mempersiapkan berbagai hal untuk tampil dan berbicara di hadapan peserta konferensi. “Terlebih lagi saya harus mempresentasikannya dalam Bahasa Inggris. Persiapan saya tidak hanya terkait dengan penulisan paper, tetapi juga latihan pronounciation yang benar,” ungkapnya. 

Fitroh mengungkapkan, keterlibatannnya dalam even akademik ini tidak lepas dari peran pengelola kampus Pascasarjana UNUSIA yang selama ini memang giat mendorong mahasiswanya untuk menulis, mempublikasi dan mempresentaskan hasil penelitiannya di forum-forum internasional.

Terutama peran Asisten Direktur I Bidang Akademik, Hamdani yang fokus mengawal proses tersebut dalam rangka membangun iklim akademik yang kondusif bagi pengembangan intelektualisme untuk civitas akademika Pascasarjana UNUSIA Jakarta. 

Sebelum Fitroh, tercatat mahasiswa pascasarjana lain yang juga ikut ambil  bagian dalam konferensi internasional bergengsi yang melibatkan berbagai pembicara dari berbagai belahan dunia. Dalam ajang Annual International Conference of Islamic Studies (AICIS) November 2017 yang lalu, Muhammad Bindaniji, menampilkan paper berjudul, The root of Maturidism Theology in Nusantara during 17th Century. (Red: Fathoni)


Editor:

Nasional Terbaru