• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 16 Mei 2024

Nasional

Syafiq Hasyim: Mas Dawam yang Ajak Gus Dur ke Jakarta

Syafiq Hasyim: Mas Dawam yang Ajak Gus Dur ke Jakarta
Jakarta, NU Online
Berita duka menyelimuti langit bumi Indonesia. cendekiawan Muslim yang pakar ekonomi, Dawam Rahardjo berpulang ke haribaan-Nya pada Rabu (30/5) malam di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat.

(Baca: Innalillahi, Cendikiawan Muslim Dawam Rahardjo Meninggal Dunia)

Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU) Syafiq Hasyim menceritakan bahwa sosok yang pernah menjadi rektor Universitas Islam 45 Bekasi itulah yang mengajak KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur ke ibu kota.

"Mas Dawam kini telah pergi menyusul teman-temannya, Cak Nur, Mas Johan, Mas Adi Sasono dan juga Gus Dur. Untuk figur yang terakhir ini, Mas Dawam memiliki relasi yang unik. Mas Dawam lah konon yang mengajak Gus Dur ke Jakarta meninggalkan Jombang untuk artikulasi kesarjanaan dan aktivisme yang lebih luas," tulis Syafiq pada status facebook-nya, Rabu (30/5) malam.

Lebih lanjut, sosok yang pernah menjadi Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jerman ini mengisahkan bahwa pakar ekonomi itu berjasa besar bagi pesantren di Indonesia. Pemikiran dan aktivismenya di antaranya dituangkan melalui Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi Sosial (LP3ES) dan Pusat Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M).

"Jasa Mas Dawam juga besar bagi pesantren di Indonesia melalui LP3ES dan kemudian P3M," lanjutnya.

Syafiq juga menjelaskan dua sisi yang berseberangan sosok yang pernah mondok di Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta itu di benak kalangan muda NU di era 1990-an. "Bagi kalangan anak muda NU yang di Jakarta, sosok Mas Dawam adalah kadang sangat dekat dan kadang sangat jauh," ceritanya.

Satu sisi, menurutnya, anak muda NU menikmati pemikiran Dawam melalui majalah Ulumul Quran. Sisi lainnya, elit NU, khususnya Gus Dur, katanya, berbeda pandangan mengenai Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

"Generasi NU yg memasuki IAIN pada tahun 1990-an berada pada simpang jalan: pada satu sisi menikmati majalah Ulumul Quran yg luar biasa dan itu adalah Mas Dawam semata dan pada sisi yg lain relasi Mas Dawam dengan elit NU terutama Gus Dur yang agak berjauhan karena beda pendapat soal ICMI," lanjut Direktur Indonesian Center for Islam and Pluralism (ICIP) itu.

Satu dekade terakhir, menurut Syafiq, tokoh kelahiran Solo itu sangat vokal dalam pembelaan HAM dan kebebasan beragama. "Namun pada sepuluh tahun terakhir, Mas Dawam adalah sosok yang sangat vokal utk pembelaan HAM dan kebebasan beragama," katanya.

"Semoga Mas Dawam Khusnul Khatimah, Alfatihah," pungkasnya. (Syakir NF/Kendi Setiawan)


Editor:

Nasional Terbaru