Akhlak Tasawuf

Shalat, Terapi Kesehatan Mental (2): Penjaga Keseimbangan Jiwa dan Psikologis

Jumat, 13 Desember 2024 | 10:00 WIB

Shalat, Terapi Kesehatan Mental (2): Penjaga Keseimbangan Jiwa dan Psikologis

Ilustrasi seseorang tengah melaksanakan shalat. (Foto NU Online Jakarta/Freepik)


Dalam Islam, ketenangan sejati tidak berasal dari materi atau kesenangan duniawi, melainkan dari kedekatan dengan Allah. Shalat adalah salah satu terapi kesehatan mental yang berperan sebagai penjaga keseimbangan jiwa dan psikologis. Allah Ta'ala berfirman:

 

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ   

 

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan mengingat Allah hati akan selalu tentram,” (Q.S. Ar-Ra‘d: 28).


Shalat, sebagai ibadah utama dalam Islam, bukan sekadar bentuk ketaatan kepada Allah semata, tetapi juga menawarkan ketenangan batin. Gerakan dan bacaan dalam shalat dirancang untuk menghubungkan jiwa seorang hamba dengan Tuhannya, menghadirkan rasa damai di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern.

 

Shalat sebagai Penjaga Jiwa di Tengah Ujian Kehidupan

 

Hidup tidak pernah lepas dari ujian, baik berupa kesulitan maupun kemudahan. Rasulullah SAW mencontohkan bahwa sholat adalah pelarian terbaik dari segala kesulitan. 

 

1.    Sholat sebagai Solusi Kegalauan

 

Rasa galau, cemas, atau gelisah adalah bagian alami dari kehidupan manusia. Namun, sholat menawarkan pelarian terbaik dari perasaan tersebut. Ketika seseorang berdiri menghadap Allah, ia diingatkan bahwa hanya Allah yang memiliki kendali atas segala sesuatu. 

 

2.    Shalat sebagai Rasa Syukur

 

Kehidupan yang nyaman sering kali membuat seseorang lupa bahwa segala nikmat berasal dari Allah. Shalat membantu menjaga keseimbangan hati agar tidak sombong dan tetap menyadari bahwa semua yang dimiliki adalah titipan-Nya.

 

Manfaat Shalat secara Psikologis

 

Selain menjadi kewajiban spiritual, shalat memiliki dampak positif yang signifikan terhadap kesehatan psikologis. Penelitian modern telah banyak mengungkap bagaimana ibadah shalat dapat membantu mengelola emosi, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan mental.

 

1.    Mengurangi Kecemasan dan Depresi

 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mirza et al. (2019) menunjukkan bahwa pelaksanaan shalat dengan penuh khusyuk dapat menghasilkan efek relaksasi. Hal ini  serupa dengan meditasi, mengurangi hormon stres seperti kortisol, dan meningkatkan perasaan ketenangan.

 

2.    Meningkatkan Rasa Optimisme

Shalat melatih seseorang untuk selalu bersandar kepada Allah SWT, yang memberikan harapan di tengah kesulitan. Ketika menghadapi tantangan hidup, sholat menjadi momen untuk memohon kekuatan, petunjuk, dan keberkahan dari Allah. Hal ini membuat seseorang lebih optimis, percaya bahwa setiap masalah pasti memiliki solusi yang telah Allah siapkan. 

 

3.    Memberikan Perasaan Aman dan Terlindungi

 

Shalat mengingatkan seseorang bahwa ia tidak pernah sendirian. Ketika seseorang berdiri, ruku, atau sujud dalam shalat, ia merasakan kedekatan dengan Allah, Sang Pelindung yang Maha Kuasa. Hubungan spiritual ini menciptakan perasaan aman, terutama di tengah situasi sulit. 

 

4.    Mengembangkan Kesadaran Diri dan Pengendalian Emosi

 

Shalat mendorong seseorang untuk merenungkan kehidupan, memperbaiki diri, dan mengendalikan emosi negatif seperti marah atau dendam. Proses ini membantu seseorang untuk lebih sadar akan perasaan dan tindakan mereka. Dengan menjalani sholat secara teratur, seseorang dapat mengembangkan kemampuan untuk menghadapi konflik atau situasi stres dengan lebih tenang dan bijaksana.

 

Di era modern dengan penggunaan media sosial yang tinggi, banyak orang merasa tertekan secara fisik dan mental. Meskipun teknologi memudahkan hidup, hal itu sering menciptakan kekosongan batin yang sulit diatasi dengan cara duniawi.

 

Shalat menjadi sumber ketenangan sejati bagi seorang Muslim, shalat memberikan momen untuk berhenti sejenak dari kesibukan dunia dan fokus kepada Allah. Shalat menenangkan pikiran, mengurangi stres, dan mengajarkan kesabaran serta konsentrasi.

 

Secara psikologis, shalat juga meningkatkan optimisme, rasa aman, dan kesadaran diri. Dalam hiruk-pikuk dunia, shalat adalah jalan terbaik untuk menjaga keseimbangan jiwa, meningkatkan kesehatan mental, dan kembali menemukan ketenangan di tengah hiruk-pikuk dunia.

 

Wallahu’alam.

 

Kontributor:
Sheyla Aulia Sagita
Mahasiswa Semester 7 Bimbingan Penyulusan Islam, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta