Buku Antologi Kekhasan Etnis Nusantara, Persembahan Karya Santri di Momen Hari Santri
Kamis, 24 Oktober 2024 | 13:00 WIB

Dispusip) DKI Jakarta meluncurkan majalah KATA dan kumpulan Buku Antologi Kekhasan Etnis Nusantara di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat Selasa (22/10/2024). (Foto: dok. Dsipusip Jakarta)
Jakarta Pusat, NU Online Jakarta
Kumpulan Buku Antologi Kekhasan Etnis Nusantara merupakan persembahan karya dari para santri, tokoh pendidikan dan cendekiawan Muslim resmi diluncurkan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat Selasa (22/10/2024). Peluncuran ini dilaksanakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) DKI Jakarta hasil kolaborasi dengan Komunitas Santri Nulis dan Platform Penulisan SukaNulis.id.
Dalam kesempatan itu pula, Dispusip DKI Jakarta meluncurkan majalah berkala "KATA (Karya Jakarta) yang diikuti oleh sejumlah pesantren di Jabodetabek.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Acara peluncuran ini disambut antusias oleh para santri. Alzena Lubis, santri dari Pesantren Qotrunnada Depok, mengungkapkan rasa bangganya atas terbitnya Buku Antalogi Kekhasan Etnis Nusantara.
“Semoga Antalogi ini bermanfaat dan menjadi pengalaman yang bagus. Saya jadi ketagihan untuk terus menulis," ujar Alzena kepada NU Online Jakarta.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Pada kesempatan itu, Alzena juga membagikan tips bagi masyarakat untuk bisa memotivasi diri dalam menulis.
“Yang pertama adalah ketertarikan. Kita harus berani mencoba, mengambil kesempatan untuk menulis, dan ketika kesempatan itu sudah kita pegang, kita harus konsisten. Karena semua butuh waktu," jelasnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Ia menambahkan bahwa proses menulis yang konsisten dapat membuat seseorang ketagihan untuk terus berkarya.
Alzena berharap agar kedepannya lebih banyak santri yang terlibat dalam program ini dan literasi di Indonesia semakin meningkat.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
“Semoga santri bisa maju terus untuk berkarya dan berkembang, dan yang hadir di acara ini bukan hanya dari tiga pondok pesantren, tapi lebih banyak lagi. Ini untuk memajukan nama bangsa dan meningkatkan literasi Indonesia," harapnya.
Di samping itu, Najwa Lutfiyah, santri dari Pesantren Daarul Ulum Ridho, juga merasa senang dengan terbitnya Antalogi Kekhasan.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Najwa mengakui bahwa tantangan dalam menulis terletak pada proses menemukan ide dan mengolah materi sejarah yang baru dipelajari. Namun, ia tetap optimis dan berharap agar kedepannya karya-karya santri akan semakin maju.
“Saya sangat senang karena hasil kelompok saya bisa dipublikasikan dan bisa dipajang nanti di tempat literasi ini," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dispusip DKI Jakarta Firmansyah dalam sambutannya menekankan pentingnya peran santri dalam membangun generasi unggul.
“Generasi kita harus lebih unggul dan terus berkesinambungan. Santri memiliki potensi besar untuk menjadi tokoh-tokoh gerakan yang maju," ujar Firmansyah.
Ia juga mengingatkan bahwa di tahun 2045 Indonesia akan memasuki usia 100 tahun. Menurutnya, santri memiliki peran penting untuk memimpin bangsa Indonesia.
“Gus Dur, Nurcholis Madjid dan banyak tokoh lainnya lahir dari pesantren. Kalian harus berani dan terus belajar, saya yakin kalian akan bisa,” ucapnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND