MUI Jakarta Gelar Mukerda Bahas Pelestarian Islam Lokal di Tengah Modernisasi Kota
Jumat, 20 Juni 2025 | 17:00 WIB

Wagub DKI Jakarta Rano Karno, Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Muhammad Faiz, Ketua Panitia Mukerda KH Lutfi Hakim dalam kegiatan Mukerda Ke-2 MUI DKI Jakarta. (Foto: MUI DKI Jakarta)
Jakarta Utara, NU Online Jakarta
Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta menggelar Musyawarah Kerja Daerah (Mukerda) II di Hotel Mercure Convention Center, Ancol, Jakarta Utara, Rabu (18/6/2025). Forum ini mengangkat tema "Merawat Umat Menuju Kota Global Jakarta Penuh Rahmat" untuk merespons tantangan pelestarian nilai-nilai Islam lokal di tengah pesatnya modernisasi Jakarta.
Pembangunan Jakarta yang pesat dengan deretan gedung pencakar langit dan jalan layang telah mengubah wajah kota. Kampung-kampung tua mengecil dan digantikan deretan rusun, sementara mushola di gang-gang kecil berganti ruang serbaguna apartemen.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Halimatusadiyah mengingatkan pentingnya tradisi Islam lokal yang dulu sangat hidup di kalangan masyarakat Betawi. Ia menyampaikan melalui bahan paparan yang dikirimkan kepada panitia Mukerda bahwa tradisi seperti Maulid Nabi, tahlilan, dan Lebaran Betawi merupakan bagian integral dari kehidupan kampung-kampung di Jakarta.
"Maulid Nabi, tahlilan, Lebaran Betawi itu semua bukan hanya ibadah, tapi juga ekspresi budaya yang melekat dalam keseharian warga," kata Halimatusadiyah.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Peneliti BRIN itu menyebutkan bahwa banyak tradisi tersebut kini hanya tinggal kenangan akibat penggusuran kampung dan hilangnya mushola. Ia menilai bahwa Lebaran Betawi yang kini diadakan di panggung besar Monas lebih terasa sebagai konten wisata daripada ritual budaya warga.
"Kampung digusur, mushola hilang, dan tradisi menjadi simbolik. Lebaran Betawi kini diadakan di panggung besar Monas, lebih terasa sebagai konten wisata daripada ritual budaya warga," ungkap Halimatusadiyah.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno yang juga tokoh Betawi menyoroti pentingnya makna kata "merawat" dalam tema Mukerda. Pria yang akrab disapa Bang Doel itu menekankan bahwa selama ini pembangunan Jakarta lebih fokus pada aspek fisik namun kurang memperhatikan perawatan umat.
"Selama ini kita sibuk membangun, tapi lupa merawat. Padahal yang harus dirawat bukan cuma bangunan, tapi juga umatnya," ujar Bang Doel.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Ia menambahkan bahwa tantangan umat Islam di Jakarta tidak hanya datang dari sisi ekonomi atau budaya, tetapi juga dari makin menyempitnya ruang interaksi sosial. Bang Doel menegaskan pentingnya keterlibatan semua elemen masyarakat dalam menangani persoalan umat.
"Persoalan umat tidak bisa hanya ditangani Pemprov. Semua elemen, termasuk ulama juga harus ikut turun tangan," tegasnya.
Ketua Umum MUI DKI Jakarta KH Muhammad Faiz Syukron Makmun atau Gus Faiz menyampaikan harapan besar dari penyelenggaraan Mukerda ini. Ia menginginkan MUI DKI Jakarta melahirkan program-program konkret yang dapat dirasakan langsung oleh umat Islam Jakarta.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
"Kami ingin masa kepengurusan ini meninggalkan legacy yang membanggakan, yang bisa dikenang dan dilanjutkan oleh generasi mendatang," kata Gus Faiz.
Ketua Panitia Mukerda KH Lutfi Hakim menjelaskan bahwa forum ini merupakan ikhtiar strategis MUI DKI dalam menjawab dinamika pembangunan Jakarta yang begitu cepat. Ia menekankan bahwa Mukerda bukan sekadar agenda tahunan, melainkan ruang kontemplasi dan langkah kolektif untuk memastikan transformasi Jakarta sebagai kota global tetap berakar pada nilai-nilai Islam lokal.
"Mukerda ini bukan sekadar agenda tahunan. Ini ruang kontemplasi dan langkah kolektif agar transformasi Jakarta menjadi kota global tetap berakar pada nilai-nilai Islam lokal," jelasnya.
KH Lutfi Hakim juga menegaskan peran krusial ulama dalam mengawal proses transformasi Jakarta. Ia menyatakan bahwa MUI DKI sadar betul akan pentingnya peran ulama untuk memastikan Jakarta tumbuh sebagai kota modern yang tetap bernilai Islam.
"Kami sadar betul, peran ulama sangat krusial untuk memastikan Jakarta tumbuh sebagai kota modern yang tetap bernilai Islam rahmatan lil 'alamin," katanya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND