Jakarta Raya

Seminar Penggerak Dakwah Wasathiyyah Bekali 40 Dai NU Jakarta

Senin, 26 Mei 2025 | 14:20 WIB

Seminar Penggerak Dakwah Wasathiyyah Bekali 40 Dai NU Jakarta

LDNU DKI Jakarta adakan acara 'Penggerak Dakwah Wasathiyyah' di kantor PWNU Jakarta, Senin (26/05/2025). (Foto: LDNU DKI Jakarta)

Jakarta Timur, NU Online Jakarta​​​​​​​

Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) Jakarta menggelar Seminar Penggerak Dakwah Wasathiyyah dengan menghadirkan 40 peserta yang terdiri dari aktifis dai NU se-DKI Jakarta. Ketua panitia KH Hamdan Maulana menyampaikan bahwa acara ini bertujuan memberikan pembekalan kepada para penggerak dai di DKI Jakarta. Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama yang menyampaikan materi seputar strategi dakwah wasathiyyah.

 

Pembicara pertama, Kiai Masruhin Abdul Majid menekankan bahwa setiap dai harus selalu bergerak dan menyampaikan dakwah yang sejuk serta ramah. Ia mengingatkan para dai untuk tidak berdakwah dengan cara yang dapat membuat umat merasa tidak nyaman. Menurutnya, pendekatan dakwah yang tepat akan lebih efektif dalam menyentuh hati jamaah.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

 "Dai harus menyampaikan dakwah yang sejuk, ramah bukan dai yang marah-marah sehingga dapat menenangkan umat dan mencerahkan umat," ucapnya.

 

KH Samsul Ma'arif sebagai pembicara kedua menyampaikan pentingnya dai mempertimbangkan anasiruddakwah dalam setiap aktivitas dakwahnya. Ia menekankan bahwa seorang dai harus memiliki pemahaman mendalam tentang objek dakwah dan materi yang akan disampaikan. Pemahaman ini menjadi kunci keberhasilan dakwah karena akan membantu dai menyesuaikan pendekatan yang tepat. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

"Dai harus faham terhadap mad'unya, faham terhadap maddah (materi dakwah yang sesuai). Seorang dai dalam memberikan materi dakwah jangan memberatkan jamaah dan memudahkan jamaah," tegasnya.

 

Pembicara ketiga, KH Husni Mubarak menyoroti tantangan besar yang dihadapi dai di Jakarta dengan populasi warga NU yang mencapai 56 persen. Ia menekankan bahwa dengan jumlah warga NU yang begitu besar, para dai harus memiliki strategi dakwah yang tepat. Tantangan ini semakin kompleks dengan perkembangan teknologi dan media sosial yang mengubah cara masyarakat mengakses informasi keagamaan.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 


 "Warga NU berkisar 56 persen dengan cerminan warga di Jakarta sebanyak itu sungguh tantangannya sangat berat, maka seorang dai harus punya strategi yaitu ud'u ila sabili rabbika bil hikmah wal mau'idzail hasanah wajadilhum billati hiya ahsan," ujarnya. 

 

Ia juga menekankan pentingnya penguasaan media sosial dalam berdakwah di era digital ini. Menurutnya, dai harus mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan memanfaatkan berbagai platform media sosial. Kreativitas dalam mengemas materi dakwah menjadi kunci agar pesan dapat tersampaikan dengan baik dan menarik. 

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 


"Sekarang ini dakwah lebih cenderung dengan media sosial maka seorang dai harus menguasai medsos diantaranya dakwah dengan memakai player, meme, dan lainnya serta dapat mendesain ceramah di media sosial dengan menarik," pungkasnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND