Jakarta Raya

RS Medistra Sampaikan Maaf soal Larangan Hijab di Lingkungannya

Selasa, 3 September 2024 | 10:00 WIB

RS Medistra Sampaikan Maaf soal Larangan Hijab di Lingkungannya

RS Medistra. (Foto: medistra.com)

Jakarta, NU Online Jakarta

Rumah Sakit (RS) Medistra memberikan klarifikasi terkait polemik pelarangan hijab di lingkungannya yang menuai kontroversi di kalangan publik. Manajemen RS Medistra menyampaikan permohonan maaf atas permasalahan tersebut.


“Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen,” ujar Direktur RS Medistra Agung Budisatria dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/9/2024).

 

Agung mengaku permasalahan tersebut  kini tengah ditangani oleh Manajemen RS Medistra. Pihaknya menekankan bahwa RS Medistra terbuka dalam kerja sama dalam pelayanan kesehatan.


“RS Medistra inklusif dan terbuka bagi siapa saja yang mau bekerja sama untuk menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat,” imbuhnya.

 

Lebih lanjut, pihaknya berkomitmen akan mengetatkan proses rekrutmen dan membangun hubungan komunikasi di lingkungannya. Ia berharap klarifikasi ini dapat dipahami oleh semua pihak.


“Ke depan, kami akan terus melakukan proses kontrol ketat terhadap proses rekrutmen ataupun komunikasi, sehingga pesan yang kami sampaikan dapat dipahami dengan baik oleh semua pihak,”


Sebelumnya, Dugaan larangan memakai hijab untuk perawat dan dokter umum di RS Medistra terungkap pasca surat protes dilayangkan salah satu dokter spesialis yang bekerja di Medistra, dr Diani Kartini yang ramai beredar di media sosial. Menurut dia kebijakan untuk dokter spesialis dan subspesialias bebas mengenakan hijab.    


"Ini yang saya pertanyakan mengapa ada perbedaan keduanya? Sangat disayangkan di zaman sekarang masih pertanyaan rasis saat wawancara yang menanyakan 'Apakah bersedia membuka hijab jika di terima'," bebernya sebagaimana yang dikutip dari Republika, Senin (2/9/2024).   

 

Berdasarkan hal tersebut, dr Diani memantapkan dirinya untuk keluar dari RS Medistra. Menurut dia, pertanyaan rasis seputar hijab bisa dimaklumi sekalipun tidak patut apabila rumah sakit berkaitan dengan golongan tertentu misalnya RS Katolik, Kristen, Hindu dan yang lainnya.

 

Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta H Muhamad Bahaudin menuntut klarifikasi RS Medistra terkait larangan pemakaian hijab di lingkungannya. Hal ini merespons terkait laporan pengunduran diri seorang dokter spesialis onkologi di (RS Medistra sebab adanya pelarangan memakai hijab saat bertugas.

 

“Kami mendesak RS Medistra untuk segera memberikan klarifikasi resmi terkait insiden ini dan memastikan bahwa kebijakan yang diskriminatif seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan,” tegas Gus Baha dalam keterangan yang diterima NU Online Jakarta, Senin (2/9/2024).


Ia menilai bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga bertentangan dengan prinsip kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi Republik Indonesia. Hijab adalah bagian dari identitas dan keyakinan agama yang harus dihormati oleh setiap institusi, termasuk rumah sakit.   

 

“PWNU DKI Jakarta akan terus memantau perkembangan kasus ini dan siap memberikan dukungan kepada pihak-pihak yang dirugikan,” ungkapnya.