Jakarta Raya

PWNU Jakarta Kritik Keras soal Dugaan Larangan Paskibraka Berhijab

Rabu, 14 Agustus 2024 | 14:00 WIB

PWNU Jakarta Kritik Keras soal Dugaan Larangan Paskibraka Berhijab

Pengukuhan Paskibraka Tingkat Pusat 2024. (Foto: Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden)

Jakarta, NU Online Jakarta
Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH A Muzaini Aziz mengkritik keras soal dugaan pelarangan paskibraka 2024 mengenakan hijab. Menurutnya, larangan tersebut tidak dapat dibenarkan.

 

"Sebagaimana juga mereka tidak boleh dipaksa memakai hijab, mereka juga tidak boleh dilarang untuk mengenakannya. Itu hak warga negara dan pemeluk agama yang digaransi oleh konstitusi kita," tegas Gus Zein kepada NU Online Jakarta, Rabu (14/8/2024).

 

Sebelumnya, tersiar kabar tentang dugaan larangan anggota paskibraka mengenakan hijab. Kabar tersebut diketahui melalui foto resmi yang ditayangkan oleh Bada Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Gus Zein meminta BPIP untuk memberikan klarifikasi.


“Jika benar pelarangan ini berasal dari BPIP, maka lembaga itu perlu mendapat koreksi kolektif dari kita semua. Dari manapun pelarangan itu berasal, jelas menunjukkan bahwa pihak tersebut tidak paham Pancasila. Jika paham, maka pelarangan tersebut adalah bentuk pengkhianatan terhadap Pancasila," tegasnya lagi.


Duta BPIP Angkatan 2021 itu mengingatkan jika benar larangan tersebut muncul dari BPIP, hal tersebut justru mencoreng kredibilitas BPIP sekaligus nama baik Pancasila. Ia khawatir seakan larangan tersebut mengesankan bahwa Pancasila itu anti-Islam.

 

"Saya sangat khawatir, jika isu pelarangan ini tidak segera diluruskan, justru akan memunculkan kembali mispersepsi dan sikap penolakan terhadap Pancasila yang dahulu pernah ada dari sebagian kalangan,” tuturnya.

 

Gus Zein menekankan lahirnya kemerdekaan Indonesia tak terlepas peran dari para ulama yang ikut memperjuangkannya. Semangat yang diusung melalui pancasila adalah persatuan, kerukunan sesama warga bangsa.

 

"Ingat, usaha dan jasa ulama-ulama kita itu sangat besar dalam mengarusutamakan harmonitas dan kompatibilitas antara keislaman dan kebangsaan,” ucapnya.

 

Ia juga mewanti-wanti akibat ulah segelintir orang yang gagal paham pancasila ini justru menuai berbagai asumsi liar, apalagi Islamophobia. keharmonisan yang sudah susah payah dibangun dalam proses sejarah yang panjang, kemudian luluh lantak dan menimbulkan efek potensial disintergrasi bangsa. 


“Islam tidak pernah menjadi musuh NKRI, bahkan spirit dan kesadaran keislaman dan keagamaan lainnya yang membuat bangsa ini merdeka. Islamophobialah musuh bangsa dan negara,” pungkasnya.



Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami