Siti Masitoh
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Kantuk merupakan kondisi wajar yang kerap tiap orang alami sebab beberapa faktor yang melatar belakanginya. Meski wajar, apabila terlalu sering mengalaminya, perlu ada upaya untuk mengetahui kondisi penyebab kantuk berlebih.
Berbeda dengan kelelahan yang disebabkan oleh kurangnya energi dalam tubuh, rasa kantuk berlebihan ini dapat mengganggu pekerjaan, kegiatan sekolah hingga aktivitas lainnya. Selain itu, kondisi kantuk yang terus-menerus bisa jadi termasuk gejala penyakit yang lumayan serius.
Penyebab Kantuk Berlebih
Kantuk berlebih dapat disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari pola tidur yang berantakan hingga adanya penyakit tertentu. Tubuh yang mengalami kantuk berlebih akan rentan melakukan kesalahan dalam bekerja.
Menurut Panuwun Budi dalam buku ‘Tips Mengatasi Rasa Mengantuk di Kantor’ yang dikutip oleh NU Online Jakarta pada Ahad (21/10/2024), terdapat beberapa faktor penyebab kantuk berlebih, di antaranya:
Pertama, gaya hidup. Pola tidur di malam hari yang berantakan akan memicu seseorang merasa ngantuk berlebih pada siang hari. Selain itu, mengonsumsi kopi secara berlebihan juga bisa mengganggu jam tidur.
Berolahraga juga akan mengganggu pola tidur jika dilakukan berdekatan dengan waktu tidur. Hal ini terjadi karena tubuh akan merasa lebih segar karena tekanan darah dan detak jantung meningkat setelah berolahraga.
Kedua, sering mengonsumsi minuman beralkohol. Selain haram dikonsumsi bagi umat Islam, alkohol memang memiliki efek kantuk (sedasi) yang bisa mengganggu siklus rapid eye movement (REM) pada siklus tidur. Minuman ini dapat merusak pola tidur dan membuat seseorang sering mengantuk.
Ketiga, gejala penyakit. Rasa mengantuk juga dapat disebabkan oleh beberapa penyakit kronis yang mengganggu kualitas tidur malam. Penyakit ini di antaranya adalah hipotiroidisme, kanker hingga gangguan metabolisme.
Keempat, gejala narkolepsi. Rasa kantuk berlebihan juga bisa menjadi gejala narkolepsi. Ini ditandai adanya ketidakmampuan menahan rasa ingin tidur yang terjadi secara berkelanjutan di luar waktu normal.
Gejala narkolepsi ini seperti tiba-tiba merasakan otot lemas ketika merasa bahagia hingga terjatuh. Narkolepsi akut juga bisa ditandai dengan kelumpuhan saat tidur.
Kelumpuhan tidur ini umumnya berupa keadaan seseorang yang tidak mampu menggerakkan tubuh saat tidur maupun saat terbangun.
Kelima, sleep apnea. Sleep apnea adalah gangguan tidur yang terjadi saat pernapasan terganggu karena adanya henti napas secara berulang saat tidur. Gangguan ini menyebabkan orang dan organ tubuh lain tidak mendapatkan oksigen yang cukup.
Keenam, sindrom kaki gelisah. Kondisi penyebab seringnya mengantuk karena tidur terganggu adalah restless leg syndrome (RLS). Gangguan ini menyebabkan seseorang terdorong untuk menggerak-gerakkan kaki saat berbaring.
Ketujuh, gejala depresi. Salah satu gejala depresi adalah rasa kantuk yang berulang-ulang. Orang yang mengalami Depresi juga bisa merasa berkurangnya energi, hilang semangat hidup hingga munculnya ide ingin mengakhiri hidup.
Terpopuler
1
MWCNU Kramat Jati Teken Prasasti dan Resmikan Makam Syekh Jafar Jati
2
Warga Temukan Makam Kramat Syekh Jafar: Asal Muasal Nama Kramat Jati?
3
Hukum Pelecehan Seksual terhadap Anak Kandung atau Inses
4
Politik Clickbait Para Pencari Ijazah
5
Pengesahan Makam Syeikh Jafar Jati, Kiai Munif Ingatkan Perbanyak Doa Dalam Keadaan Sulit
6
PMII Jakarta Gelar Diskusi Evaluasi 100 Hari Kerja Pramono-Rano
Terkini
Lihat Semua