• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 28 April 2024

Nasional

35 Mahasiswa STAINU Jakarta Belajar di Tunis dan Maroko

35 Mahasiswa STAINU Jakarta Belajar di Tunis dan Maroko

Jakarta, NU Online
Secara resmi, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta, M. Mujib Qalyubi, melepas keberangkatan 35 mahasiswa STAINU Program Kelas Internasional ke Tunis dan Maroko pada Ahad 26 Januari 2014.
<>
Ketigapuluh lima mahasiswa tersebut rencananya akan belajar bahasa Arab dan ilmu-ilmu keislaman selama setahun. Mereka dibagi menjadi tiga kelompok, 10 mahasiswa di Universitas Zitounah Tunis, 15 orang di Universitas Ibn Thufail Kinetra Maroko, dan 10 sisanya di Universitas Malik Sa’di Tetuwan Maroko.

Pengiriman ke Tunis merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman antara Universitas Zitounah Tunis dengan STAINU Jakarta yang ditandatangani pada 16 Desember 2013 di gedung PBNU, Jakarta. Sementara pengiriman ke Maroko tahun ini merupakan pengiriman yang kali ketiga setelah dua angkatan sebelumnya telah berhasil dilaksanakan dengan baik.

Dalam sambutannya, Mujib Qalyubi menekankan kepada mahasiswa tentang pentingnya menjaga niat dan nama baik almamater dan bangsa Indonesia. “Pergi ke Tunis dan Maroko bukan sakadar untuk jalan-jalan atau refreshing, tapi niatkan untuk menuntut ilmu, tabarruk kepada para alim ulama dan menambah pengalaman. Karena itu, bersungguh-sunggulah untuk belajar, gunakan waktu sebaik-baiknya dan jagalah nama baik almamater dan bangsa Indonesia,” pesannya.

Sementara itu, menurut keterangan Wakil Ketua Program Kelas Internasional, M. Ulinnuha Khusnan, proses pengurusan dengan pihak Universitas Zitounah Tunis dilakukan sekitar satu bulan melalui bantuan KBRI. Kendati demikian, semua prosesnya dapat berjalan dengan baik sesuai agenda dan target yang dicanangkan.

“Alhamdulillah, walau persiapan Tunis sangat singkat, tidak kurang dari sebulan, akhirnya 10 mahasiswa kita dapat dikirim ke Tunis dan telah sampai di negara tujuan dengan selamat. Semoga acara dapat berjalan sesuai agenda dan tujuan yang ditetapkan,” harapnya.

Persiapan ke Maroko tidak terlalu rumit karena program ini sudah berjalan sejak dua tahun lalu. Bahkan sejak awal tahun, pihak universitas Ibn Thufail sudah siap menerima kedatangan mahasiswa STAINU. Karena itu, menurut keterangan Ajad Sudrajat, Ketua Program Kelas Internasional, tahun ini mahasiswa dibagi menjadi dua negara.

Pembagian mahasiswa ke dua negara ini, selain dimaksudkan untuk menindaklanjuti MoU yang telah dijalin, juga untuk mengembangkan networking dengan luar negeri. “Rencananya, di tahun-tahun mendatang kerjasama ini akan dikembangkan lebih luas lagi,” katanya.

Program Kelas Internasional ini terselenggara atas kerjasama antara STAINU Jakarta, Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama RI dan Kedutaan RI di Tunis dan Maroko. [Muk/Abdullah Alawi]




Editor:

Nasional Terbaru