• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 19 Mei 2024

Nasional

LURUSKAN PERBEDAAN HASIL RUKYAT

PBNU Undang PWNU Jatim Ke Jakarta

PBNU Undang PWNU Jatim Ke Jakarta

Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan segera mengadakan pertemuan dengan Pengurus Wilayah PW (NU) Jawa Timur (Jatim) untuk meluruskan perbedaan soal penetapan awal Syawal 1427 H kemarin. Jika tidak ada halangan, pertemuan akan diadakan di kantor PBNU Jl. Kramat Raya 164 Jakarta Pusat pada Selasa (7/11) malam.

Dalam acara halal bihalal antar jajaran pengurus Syuriah dan Tanfidziyah PBNU dan beserta beberapa perwakilan lajnah, lembaga dan badan otonom NU, di kantor PBNU hari ini, Senin (6/7), Ketua umum PBNU KH. Hasyim Muzadi menyatakan, PWNU Jatim akan menyampaikan beberapa alasan perbedaan penentuan awal bulan Syawal kemarin dengan ikhbar PBNU dan hasil sidang itsbat Departemen Agama.

<>

Pengurus Jawa Timur yang diundang, antara lain, Rais Syuriah PWNU Jatim KH. Masduki Mahfudz, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH. Ali Maschan, dan beberapa kiai yang terikat dengan pelaksanaan rukyat di Jawa Timur, antara lain, KH. Sholeh Hayat, KH. Muslih dan KH. Miftahul Ahyar.

“Nanti PWNU Jawa Timur Dipersilahkan untuk menyampaikan alasannya. Dan lalu perwakilan Pengurus Pusat Lembaga Falakiyah nahdalatul Ulama (LFNU) akan memberikan tanggapannya. Permasalahan seperti ini harus segera diselesaikan,” kata Kiai Hasyim.

Selain itu untuk meminimalisir perbedaan, lanjut pengasuh pesantren Al-Hikam Malang itu, PBNU meminta LFNU segera mengadakan diklat falakiah kepada para perukyat (ra’i) di lingkungan NU. “Minimal diklat diadakan sebelum bulan Dzulhijjah," katanya.

Para perukyat akan dibekali dengan kemampuan ilmu hisab dan rukyah yang telah disepakati pemakainnya oleh organisasi NU, mekanisme lapangan dan pemakaian alat rukyat, serta kemampuan di bidang astronomi. Ke depan, hanya para perukyat yang bersertifikat lulus diklat falakiyah LFNU yang boleh tergabung dalam tim rukyat, atau minimal tim perukyat harus didampingi oleh perukyat yang telah bersertifikat.

“Ini untuk mengantisipasi perbedaan. Lalu nanti minimal di tingkat PWNU harus ada ahli astronominya. Kita juga akan mengupayakan kelengkapan alat rukyat yang lebih canggih di setiap cabang yang melakukan rukyat,” kata Kiai Hasyim. (nam)


Editor:

Nasional Terbaru