Pergunu DKI Jakarta Soroti Persoalan Kesejahteraan Guru

Jakarta, NU Online

Pimpinan Wilayah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) DKI Jakarta terus berupaya memperhatikan kesejahteraan guru. Langkah tersebut seantiasa dilakukan karena melihat kesejahteraan guru, terutama guru honorer masih jauh dari harapan.

Ketua Umum Pengurus Wilayah (PW) Pergunu DKI Jakarta Lutfi Hakim Wahid mengatakan, pihaknya bertekad untuk terus memperjuangkan kesejahteraan guru. Menurutnya, guru menyangkut seluruh pendidik yang ada di Jakarta.

"Kesejahteraan guru harus diperjuangkan. Guru ngaji, guru madrasah, guru silat, guru TK. Pokoknya semua profesi guru harus sejahtera," kata Lutfi setelah dilantik jadi Ketua PW Pergunu DKI Jakarta, Jumat (19/10) kemarin.

Salah seorang Pengurus PP Pergunu, Mukti Bisri yang hadir memberikan sambutan dalam pelantikan tersebut mengatakan, Pergunu DKI harus terus bergerak memaksimalkan perannya untuk mendorong peningkatan kompetensi dan kesejahteraan guru.

Menurutnya, upaya peningkatan kompetensi dan penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal satu di antaranya adalah melalui pemberian beasiswa sebanyak-banyaknya.

"Pergunu DKI harus masif dan terlihat serta mampu menjadi kendaraan bagi guru-guru NU untuk meningkatkan kompetensi dan kesejahteraannya, sebagaimana yang telah dilakukan Kiai Asep Saifuddin Chalim memberikan beasiswa S1 dan S2 bagi Pergunu se-Indonesia" tuturnya.

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Provinsi DKI Jakarta Bapak Saeful Mujab yang berkesempatan membuka acara berpesan kepada Pergunu DKI agar menjadi penggerak Aswaja di madrasah-madrasah sehingga guru-guru memiliki komitmen keagamaan dan komitmen kebangsaan yang kuat.

Lebih lanjut, Saiful menyatakan dukungannya dan siap membuka akses madrasah-madrasah se-DKI Jakarta untuk diberikan pelatihan dan penanaman nilai-nilai keaswajaan oleh Pergunu DKI.

“Saya buka akses selebar-lebarnya untuk Pergunu dapat menanamkan nilai-nilai keaswajaan di madrasah-madrasah se-DKI Jakarta,” imbuhnya.

Setelah acara pelantikan, kegiatan dilanjutkan dengan seminar dan rembug guru untuk membahas persoalan perlindungan guru di era milenial. (Red: Fathoni)