Sopir Enggan Kibarkan Merah Putih, Sarbumusi: Pasang Bendera One Piece Simbol Perlawanan
Rabu, 30 Juli 2025 | 13:00 WIB

Ilustrasi Bendera One Piece berkibar di jembatan sebagai simbol perlawanan sopir yang enggan mengibarkan merah putih pada HUT RI ke-80. (Foto: Pinterest)
Haekal Attar
Penulis
Jakarta Pusat, NU Online Jakarta
Ketua Umum Rumah Berdaya Pengemudi Indonesia (RBPI) atau Federasi Transportasi milik Sarbumusi NU Ika Rostianti menyatakan para sopir enggan mengibarkan bendera merah putih pada momen Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-80 Republik Indonesia (RI) pada 17 Agustus 2025 mendatang. Pemerintah dinilai masih menutup mata atas beragam tuntutan para sopir seperti tidak diakomodasi dalam perumusan kebijakan transportasi nasional, terutama yang berkaitan dengan keadilan bagi sopir truk dalam revisi Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), khususnya terkait kebijakan Zero ODOL.
Ketua Umum RBPI menjelaskan para sopir memilih memasang bendera One Piece sebagai bentuk protes terhadap perlakuan pemerintah.
"Tahun ini kok rasanya kami sangat terluka dan sangat lelah direndahkan terus, anak-anak (para sopir) memasang (Bendera) One Piece sebagai simbol perlawanan terhadap tindakan sewenang-wenang yang tidak berpihak pada sopir," katanya saat dihubungi NU Online pada Rabu (30/7/2025).
Ika menambahkan kontras dengan tahun-tahun sebelumnya ketika para sopir dengan bangga mengibarkan bendera merah putih.
"Tahun-tahun sebelumnya kami kibarkan merah putih full sebulan di semua truk, kami bangga dan cinta tanah air meski nasib kami tidak dianggap," tambahnya.
Ketua Umum RBPI menilai kinerja pemerintah semakin hari kian tidak berpihak kepada rakyat. Dia menyatakan hal tersebut mengakibatkan kekecewaan yang sangat besar dirasakan oleh para sopir.
"Apa sih kerjaan pemerintah yang sekarang bisa kita nikmati yang berpihak ke rakyat? Tidak ada Mas," tegasnya.
Ika mengungkapkan kekecewaannya terkait Demo ODOL pada Rabu (2/7/2025) lalu karena pemerintah tidak menggubris segala hal yang menjadi tuntutan mereka termasuk perlindungan hukum yang adil untuk para sopir.
"Sejak aksi hingga hari ini baik Menhub, Menko IPK, sampai Presiden seperti meremehkan pengemudi. Mereka seolah hanya mau bertemu kelompok-kelompok elite saja," katanya.
Dia merasa hubungannya dengan Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko IPK) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sangat buruk akibat tidak pernah ada forum yang mempertemukan kedua pihak untuk berdiskusi masalah yang terjadi dalam dunia rantai pasokan distribusi.
"Pemerintah sekarang senang acara-acara di tempat-tempat adem dengan kawan-kawan dan kroni-kroninya. Jarang ngumpul sama rakyatnya sendiri. Sekalinya ketemu rakyat, ya yang sudah diatur dan disetting," katanya.
Ika memaknai HUT RI tahun ini dengan perspektif yang berbeda bagi para pengemudi.
"17 Agustus tahun ini kami maknai sebagai Agustus kelam bagi pengemudi. Kami belum merdeka, beberapa kawan sopir di jalan juga masih kena penindakan," tambahnya.
Terpopuler
1
Sopir Enggan Kibarkan Merah Putih, Sarbumusi: Pasang Bendera One Piece Simbol Perlawanan
2
Fatayat NU Cipayung Gelar Gema Muharram dan Santunan Anak Yatim
3
Di Forum AISNU, KH Said Aqil Siroj Minta Santri Siap Hadapi Tantangan Global
4
LTM PWNU DKI Jakarta Latih 52 Takmir Masjid Urus Jenazah Sesuai Syariat
5
Perdana di Jakarta, Ansor Rorotan Gelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar Tingkat Ranting
6
MA IPNU Jakarta Utara Siap Semarakkan Munas I di Bondowoso
Terkini
Lihat Semua