Nasional

PWNU DKI Jakarta Maafkan Penyebar Viral Hoaks Penganiayaan dengan Catatan

Kamis, 4 Oktober 2018 | 06:05 WIB

Jakarta, NU Online
Wakil Katib Syuriyah PWNU DKI Jakarta KH Taufik Damas menyambut baik permohonan maaf penyebar hoaks berita penganiayaan yang kemudian terbukti sebagai efek operasi plastik. Menurutnya, umat Islam diajarkan untuk dengan ikhlas memaafkan orang-orang yang tergelincir lalu mengakui kesalahannya.

“Ya maafkan, tetapi jangan dilupakan,” kata Kiai Taufik kepada NU Online di Jakarta, Rabu (3/10) malam.

Ia menambahkan, permohonan maaf seseorang harus diterima dengan lapang dada. Sedangkan perihal kesalahannya, segenap elemen masyarakat juga perlu menghargai hukum yang berlaku karena Indonesia ini negara hukum.

“Kalau merugikan orang dan ada hukum yang dilanggar, tentu harus diproses secara hukum. Proses hukum ini penting agar siapa pun tidak berani membuat dan menyebarkan hoaks,” kata Kiai Taufik.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjauhi praktik penyebaran hoaks karena itu merupakan perbuatan tercela dalam norma agama. Perbuatan ini dianggap tercela oleh agama Islam karena memiliki dampak mafsadat yang sangat besar di masyarakat.

“Penyebar hoaks itu dosanya besar sekali di hadapan Allah. Jika kalian benar-benar beriman, hati-hatilah dari berita hoaks,” kata Kiai Taufik.

Ia juga mengajak masyarakat untuk selektif dalam menerima informasi. Para ulama hadits sangat selektif dalam menerima dan menganulir sebuah informasi atau riwayat perihal Rasulullah SAW yang datang kepada mereka. Selektifitas ini sangat relevan di tengah banjir informasi sekarang ini.

“Dalam tradisi keilmuan Islam, tokoh dalam ilmu hadits yang paling terkenal adalah Imam Bukhari. Hadits-hadits yang dikumpulkan oleh Imam Bukhari (Shahih Al-Bukhari) diangap sebagai kitab nomor dua setelah Al-Quran. Otoritasnya sangat dihormati dalam tradisi Ahlussunnah wal Jamaah,” kata Kiai Taufik kepada NU Online di Jakarta, Rabu (3/10) sore. (Alhafiz K)