• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 29 Maret 2024

Nasional

HARLAH KE-44 IIQ JAKARTA

Rektor IIQ Jakarta: Perempuan itu Pilar Negara

Rektor IIQ Jakarta: Perempuan itu Pilar Negara
Rektor IIQ Jakarta, Prof Dr Nyai Hj Huzaemah Tahido Yanggo. (Foto: Tangkapan layar Zoom IIQ Jakarta)
Rektor IIQ Jakarta, Prof Dr Nyai Hj Huzaemah Tahido Yanggo. (Foto: Tangkapan layar Zoom IIQ Jakarta)

Jakarta, NU Online
Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta didirikan setelah Prof KH Ibrahim Hosen terlebih dulu mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) khusus lelaki. Seteah beberapa waktu kemudian masyarakat minta didirikan pendidikan Al-Qur’an bagi perempuan.


Demikian disampaikan Rektor IIQ Jakarta, Prof Dr Nyai Hj Huzaemah Tahido Yanggo, dalam Peringatan Nuzulul Quran dan Harlah ke-44 IIQ Jakarta yang digelar secara virtual, ditayangkan melalui Kanal YouTube Resmi IIQ Jakarta, Kamis (29/4). Acara ini bertema ‘IIQ Hebat, Perempuan Bermartabat, Indonesia Kuat.’ 


“Perempuan itu pilar negara. Kalau mau negara berjalan dengan benar, maka perempuan yang berkualitas harus berperan. Untuk itulah salah satunya kenapa IIQ didirikan. Hal tersebut disampaikan oleh almarhum Prof KH Ibrahim Hosen,” tegas Prof Huzaemah. 
 

Baca juga: Wapres KH Ma'ruf Amin Sebut IIQ Berhasil Jadi Penyemai Penghafal Qur’an


Lebih lanjut dijelaskan bahwa tujuan IIQ didirikan lantaran pendidikan dinilai sebagai bagian dari mencerdaskan dan pemberdayaan perempuan yang menjadi guru pertama bagi anak-anaknya. 


“Perempuan harus cerdas dan berilmu guna mendidik anak-anaknya menjadi ibu masyarakat dan menjadi ulama perempuan. Selain itu karena adanya penyelenggaraan MTQ Nasional, yang pesertanya juga ada dari kalangan perempuan, begitu pula dewan hakim perempuan,” jelasnya.


“Pendidikan IIQ yang dibuka pertama S2 untuk perempuan guna menyiapkan dosen dan instruktur tahfidz bagi pendidikan tingkat S1. Sampai hari ini, IIQ masih istiqamah S1 untuk perempuan. Sedangkan S2 dan S3 terdiri dari mahasiswa perempuan dan lelaki,” imbuh Nyai Huzaemah. 


Pada sebelum masa pandemi  Covid-19, para mahasiswa aktif melaksanakan Olimpiade Al-Qur’an di pesantren. Pesertanya dari seluruh Indonesia dan tinggal di Pesantren Takhassus IIQ Jakarta. Olimpiade itu diselenggarakan untuk memperingati Harlah IIQ.


Agenda 2020 digelar virtual
Namun karena pandemi, agenda yang direncanakan pada 2020 itu belum bisa dilaksanakan hingga kini. Walhasil, segala macam kegiatan selama pandemi Covid-19 dilakukan hanya secara daring atau virtual. 


Nyai Huzaemah menyatakan, perkembangan teknologi saat ini menjadi kekuatan yang mengharuskan IIQ Jakarta untuk dapat merespons peluang, mengantisipasi tantangan zaman yang sangat dinamis, dan persoalan yang semakin kompleks.


“Hal tersebut merupakan peluang meningkatkan kapasitas dan kualitas sebagai upaya untuk meneguhkan kontribusi IIQ Jakarta bagi agama, bangsa, dan negara,” jelas ulama perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dari Universitas Al-Azhar Mesir ini.
 

Baca juga: Wapres: Semoga IIQ Jadi Pilar Pendidikan Tinggi Islam di Indonesia


Karena itu, ia menegaskan bahwa acara Peringatan Nuzulul Quran dan Harlah ke-44 IIQ Jakarta yang digelar secara virtual pada hari ini menjadi salah satu upaya IIQ untuk peningkatan kapasitas dan kualitas sivitas akademika.


“Acara ini menjadi penting untuk menambah wawasan, kembali menggali, mendalami isi kandungan Al-Qur’an bagi mahasiswa, sarjana, magister, doktor, dosen, dan peneliti yang akan atau sedang melakukan penelitian mengenai Al-Qur’an,” ujar pakar Fikih Perbandingan Mazhab dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini. 


Di Harlah ke-44 ini, Wakil Presiden (Wapres) RI KH Ma’ruf Amin mengharapkan agar IIQ dapat menjadi pilar pendidikan tinggi Islam di Indonesia yang berbasis Al-Qur’an. Wapres menilai, kampus ini sukses menjadi penyemai para penghafal kitab petunjuk bagi seluruh umat manusia ini.


“Saya sampaikan selamat Harlah ke-44 kepada seluruh sivitas akademika dan keluarga besar IIQ Jakarta. Semoga semakin maju, berjaya, dan dapat menjadi pilar pendidikan tinggi Keagamaan Islam di Indonesia yang berbasis Al-Quran,” ungkap Wapres. 


Pewarta: Aru Lego Triono 
Editor: Musthofa Asrori


Editor:

Nasional Terbaru