• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 18 Mei 2024

Nasional

STAINU Jakarta Sediakan Beasiswa S1 Bagi Guru TK

STAINU Jakarta Sediakan Beasiswa S1 Bagi Guru TK

Jakarta, NU Online
Program beasiswa terus digelontorkan Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta. Kali ini, perguruan tinggi pertama yang langsung di bawah naungan PBNU ini menyediakan Beasiswa pendidikan S1 (sarjana) penuh untuk guru PAI Taman Kanak-kanak (TK) bagi yang belum menempuh pendidikan hingga sarjana.
<>
“Kami diminta Direktur Pendidikan Agama Islam (Pais) Kemenag RI Dr Amin Haidari untuk menjalankan program ini,” terang Kaprodi PAI STAINU Jakarta Imam Bukhori kepada NU Online di Jakarta Kamis, (3/4).

Imam menjelaskan bahwa program beasiswa ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru PAI TK melalui peningkatan kualifikasi akademiknya. Dia juga menuturkan bahwa STAINU Jakarta diminta mengakomodir TK oleh Direktorat Pais sebab pendidikan agama Islam di sekolah umum juga menjadi tanggung jawab Kementerian Agama.    

“Program beasiswa ini khusus ditujukan untuk guru TK yang belum sarjana, bukan guru RA (Raudhatul Athfal), sebab konsentrasi pendidikan agama Islam tidak hanya di Madrasah, tapi juga di sekolah,” tutur pria yang juga tenaga pendidik di MTsN 12 Jakarta ini.  

Lebih jauh, Imam juga menerangkan bahwa pendidikan anak di usia dini sesungguhnya persoalan yang krusial. Sebab, pendidikan di tingkat ini merupakan peletakan pondasi dasar untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi. Jika pendidikan di tingkat dini ini lemah, anak juga akan kesulitan untuk melangkah ke jenjang berikutnya.

“Oleh sebab itu, persoalan ini juga bagian dari tanggung jawab STAINU Jakarta untuk menyediakan dan meningkatkan kompetensi serta kualifikasi guru-guru PAI pendidikan usia dini agar dapat menciptakan generasi pondasi yang berkualitas melalui penyediaan beasiswa,” kata Imam.

Karena, tambah dia, kalau melihat pendidikan di luar negeri, pendidik yang bergelar profesor, doktor justru ditempatkan di tingkat pendidikan dini. Di negara kita paradigmanya malah terbalik,” ungkapnya. (Fathoni/Abdullah Alawi)  


Editor:

Nasional Terbaru