PWNU Jakarta Tekankan MC Tak Cukup Andalkan Bakat, Perlu Adab dan Keilmuan
Ahad, 27 Juli 2025 | 22:10 WIB

Sekretaris PWNU DKI Jakarta H Muhammad Bahaudin dalam Pelatihan MC Tingkat Dasar yang diselenggarakan NU Online Jakarta Institute di Gedung PWNU DKI Jakarta, Ahad (27/7/2025). (Foto: NU Online Jakarta/Ambar).
Sintia Nur Afifah
Penulis
Jakarta Timur, NU Online Jakarta
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta menegaskan bahwa Master of Ceremony (MC) memiliki peran penting dalam menjaga nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), khususnya dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan dan sosial di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU).
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris PWNU DKI Jakarta H Muhammad Bahaudin dalam Pelatihan MC Tingkat Dasar yang diselenggarakan NU Online Jakarta Institute di Gedung PWNU DKI Jakarta, Ahad (27/7/2025).
Ia menilai MC tidak sekadar bertugas membuka acara, tetapi juga memiliki tanggung jawab menjaga ruh keaswajaan dalam setiap momentum.
"MC itu bukan hanya pembuka acara. Tapi ia juga penjaga suasana, penyambung nilai, termasuk nilai-nilai Aswaja yang harus terus dijaga dalam setiap kegiatan NU,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa MC memiliki fungsi strategis dalam sebuah acara. Keberhasilan kegiatan sering kali ditentukan dari cara MC membangun alur dan energi acara.
"Fungsinya itu seperti adzan. Ia mengantar ke sesuatu yang lebih besar. Maka keberhasilan acara itu sangat bergantung pada MC,”lanjutnya.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Baha juga menekankan pentingnya pelatihan ini sebagai bentuk penguatan karakter MC yang tidak hanya mengandalkan bakat, melainkan juga memahami nilai dan adab NU.
"Pelatihan ini bukan sekadar belajar tampil. Tapi juga bagaimana caranya tampil dengan adab, keilmuan, dan membawa ruh Aswaja," ujarnya.
Ia turut membagikan pengalaman masa mudanya saat menjadi pengurus IPNU Kabupaten Malang. Dalam sebuah kegiatan seni, penampilan yang kurang sesuai adab sempat menjadi sorotan para kiai. Namun, peristiwa itu justru menjadi titik tolak lahirnya pembinaan rutin dari para ulama kepada kader muda.
"Kiai-kiai tidak menyalahkan. Mereka bilang, ini juga salah kami karena kurang membina. Lalu sejak saat itu, para kiai mulai rutin membuat pelatihan untuk kader muda NU,”ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Biro NU Online Jakarta Alfi Syahri Hilman menegaskan bahwa pelatihan ini disusun secara serius dan bertujuan agar peserta tidak hanya mampu tampil, tetapi juga memahami peran strategis sebagai MC dalam menjaga marwah organisasi.
"Kami ingin peserta bukan hanya selesai ikut pelatihan, tapi benar-benar siap tampil dan bisa menjaga marwah NU lewat tugasnya sebagai MC,”ujarnya.
Alfi menegaskan bahwa pelatihan ini tidak dilakukan sekadar menggugurkan program. Ia telah memberikan arahan khusus kepada pihak penyelenggara agar memastikan pelatihan berdampak nyata.
"Karena saya pesan betul dengan kepala institut supaya pelatihan ini jangan sekadar buat pelatihan," pungkasnya.
Terpopuler
1
PWNU Jakarta Tekankan Pendidikan Karakter Sesuai Dinamika Kota Global
2
GP Ansor Jakut Luncurkan Gerakan Shalat Center, Perkuat Spiritualitas dan Kebangsaan
3
RMINU Jakarta Bentuk Kader Anti Tawuran Melalui Penguatan Karakter
4
Terpilih Ketua BEM Pesantren, Ini Harap Samsul Munir
5
Polemik Putusan MK, Pemisahan Pemilu Dinilai Perlu tapi Masih Diperdebatkan
6
Resmi Dilantik, LBH Sarbumusi Tegaskan Komitmen Bela Hak Buruh
Terkini
Lihat Semua