Jakarta Raya

Jakarta Berpotensi Longsor pada Juli 2025, Warga Diminta Waspada

Ahad, 13 Juli 2025 | 22:00 WIB

Jakarta Berpotensi Longsor pada Juli 2025, Warga Diminta Waspada

Ilustrasi jalan yang rusak akibat tanah longsor. (Foto: freepik)

Jakarta, NU Online Jakarta

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memperkirakan beberapa wilayah di Jakarta berpotensi terjadi longsor pada Juli 2025. Hal ini dipicu adanya gerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta perkiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.

 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Isnawa Adji meminta para lurah, camat, dan masyarakat waspada dengan tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal selama Juli 2025.

 

Isnawa mengatakan beberapa wilayah tersebut berada di zona menengah potensi terjadinya tanah longsor.

 

"Pada zona menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan," ujar Isnawa, Jumat (11/7/2025).

 

Untuk itu, ia meminta camat dan lurah beserta masyarakat aktif mengecek kondisi wilayahnya masing-masing, terutama yang berdekatan dengan aliran sungai maupun terdapat tebing atau gawir.

 

"Petugas TRC BPBD di setiap kelurahan bersama lurah dan camat memonitor bersama apabila ada kondisi tertentu yang membutuhkan penanganan baik BPBD maupun instansi terkait. Lokasi yang sudah dipetakan dikoordinasikan dengan Dinas SDA pelaksanaan teknis di lapangan," katanya.

 

Isnawa menjelaskan, antisipasi lainnya yang dapat dilakukan yakni dengan membuat bronjong dan turap mandiri, apabila tanah dalam keadaan miring atau berpotensi bergerak atau bergeser.

 

Isnawa juga mengajak masyarakat untuk melakukan penanaman pohon di lokasi rawan dan sudah minim vegetasi untuk mencegah potensi bahaya tanah longsor serta meminimalkan dampak yang lebih serius jika terjadi hujan lebat.

 

"Penanganan bencana harus secara komprehensif. Bisa dilakukan swadaya atau kolektif oleh masyarakat," ucapnya.

 

Berdasarkan informasi PVMBG, beberapa wilayah di Provinsi DKI Jakarta berada di zona menengah potensi terjadinya tanah longsor, yaitu:

 

Pertama, Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.

 

Kedua, Jakarta Timur, meliputi wilayah Kramat Jati dan Pasar Rebo.