KH Ma'ruf Amin: NU Gerakan Kolektif Para Ulama untuk Memperbaiki dan Menjaga Umat
Rabu, 30 Juli 2025 | 16:00 WIB
Jakarta Selatan, NU Online Jakarta
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma'ruf Amin memaknai NU sebagai gerakan kolektif para ulama dalam menghadapi suatu masalah yang berat untuk memperbaiki dan menjaga umat.
Hal itu disampaikan dalam acara "Majelis Mudzakarah" yang bertajuk Dinamisasi Pemikiran Syuriyah di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) II, pada Rabu (30/7/2025).
"NU gerakan kolektif para ulama untuk memperbaiki umat dan menjaga umat," kata Kiai Ma'ruf dalam sambutannya.
Kiai Ma'ruf menyampaikan bahwa pada awal berdirinya NU, terdapat masalah yang menimbulkan kekhawatiran. Pertama, munculnya paham tekstualis.
Ia menjelaskan bahwa faham tektualis hanya berpegang kepada nash, yakni Al-Qur'an dan Al-Hadits. Menurutnya, hal itu selamanya kesesatan dalam beragama.
"Al-jumud a’lal manqulat abadan, dalaalun fi diin, statis pada teks-teks nash saja selamanya itu kesesatan dalam beragama dan dia tidak mengerti terhadap tujuan ulama-ulama terdahulu," kata Kiai Ma'ruf mengutip Imam al-Qarafi.
Kiai Ma'ruf menyampaikan bahwa dengan Komite Hijaz, KH Wahab Chasbullah diutus untuk menggagalkan rencana pembongkaran makam Rasulullah.
"Hal-hal itu, dapat berdampak ke Indonesia, Jadi di satu sisi teksualitas itu sangat kereng (mengerikan)," kata Kiai Ma'ruf yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Presiden 2019-2024.
Kedua, munculnya paham rasionalis. Kiai Ma'ruf mengatakan bahwa paham rasionalis menafsiri nash yang sudah jelas kemudian ditafsiri berdasarkan akal.
Lebih lanjut, Kiai Ma'ruf mengatakan bahwa paham rasionalis menghilangkan sesuatu yang ghaib. Ia mencontohkan dalam surah Al-Fil, paham rasionalis menafsiri sebagai wabah cacar.
"Allah melempar batu kemudian langsung mati (Raja Abrahah dan pengikutnya). Kalau cacar dulu berapa lama lagi matinya, sehingga mereka (faham rasionalis) menghilangkan hal-hal yang ghaib," paparnya.
Ketiga, pemikiran sekuler. Kiai Ma'ruf menjelaskan bahwa masyarakat Indonesia saat ini telah mengalami penurunan dalam beragama akibat pengaruh negara barat.
Kiai Ma'ruf menjelaskan bahwa di suatu zaman, akan datang sebuah fitnah dan penduduknya sudah meninggalkan kebenaran. Kecuali orang yang dikehendaki Allah dan itu jumlahnya sedikit.
"Orang yang dihormati di kalangan manusia itu orang yang cocok dengan selera mereka, walaupun tidak Istiqamah di jalan Allah. Jadi sudah terdisrupsi pikiran masyarakat," ujarnya.
"Mereka menghormati orang yang membenarkan kesalahan dan membiarkan kebatilan. Ini yan terbanyak kecuali orang yang dijaga Allah." pungkas Kiai Ma'ruf.
Terpopuler
1
Sopir Enggan Kibarkan Merah Putih, Sarbumusi: Pasang Bendera One Piece Simbol Perlawanan
2
Fatayat NU Cipayung Gelar Gema Muharram dan Santunan Anak Yatim
3
Di Forum AISNU, KH Said Aqil Siroj Minta Santri Siap Hadapi Tantangan Global
4
LTM PWNU DKI Jakarta Latih 52 Takmir Masjid Urus Jenazah Sesuai Syariat
5
Perdana di Jakarta, Ansor Rorotan Gelar Pelatihan Kepemimpinan Dasar Tingkat Ranting
6
MA IPNU Jakarta Utara Siap Semarakkan Munas I di Bondowoso
Terkini
Lihat Semua