Jakarta Raya

NU Online Jakarta Gelar Pelatihan Dakwah Digital untuk Kiai dan Guru Lekar Betawi

Kamis, 29 Mei 2025 | 19:10 WIB

NU Online Jakarta Gelar Pelatihan Dakwah Digital untuk Kiai dan Guru Lekar Betawi

NU Online Jakarta menyelenggarakan pelatihan dakwah digital untuk mengoptimalkan peran kiai dan guru lekar Jakarta yang selama ini tidak terekspos di media sosial. Kegiatan ini digelar di Kantor PWNU DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu Raya, JakartaTimur, Kamis (29/5/2025). (Foto: NU Online/Alaika)

Jakarta Timur, NU Online Jakarta

NU Online Jakarta menyelenggarakan pelatihan dakwah digital untuk mengoptimalkan peran kiai dan guru lekar Jakarta yang selama ini tidak terekspos di media sosial. Kegiatan ini digelar di Kantor Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu Raya, Jakarta Timur,  Kamis (29/5/2025).

 

Program ini bertujuan melakukan counter terhadap dominasi kelompok di luar Ahlussunnah wal Jamaah di platform digital.

 

Kepala Biro NU Online Jakarta Alfi Syahri Hilman menjelaskan bahwa banyak kiai dan guru lekar di Jakarta yang memiliki kapasitas mumpuni dalam berdakwah namun belum memanfaatkan platform digital secara optimal.

 

"Dalam hal perang dakwah di sosial media jadi banyak sekali saya yakin di Jakarta ini kiai-kiai guru-guru lekar kalau istilahnya orang-orang Betawi dia guru lekar yang sama sekali tidak terekspos padahal kapasitasnya itu sangat mumpuni dalam menyampaikan dakwah," ujar Alfi kepada NU Online Jakarta, Kamis (29/5/2025).

 

Alfi menegaskan bahwa kemampuan para kiai dan guru lekar dalam proses berdakwah dan mengajar perlu disosialisasikan dan didengarkan oleh masyarakat luas. Untuk itu, NU Online Jakarta melalui NU Online Jakarta Institute melakukan pelatihan ini sebagai upaya menunjang dakwah digital.

 

"Ketika kelompok-kelompok lain kelompok-kelompok sebelah di luar Ahlussunnah atau yang mengaku Ahlussunnah pada hari ini sangat menguasai platform-platform digital nah kita sebagai warga nahdliyin yang memiliki jamaah terbesar di Indonesia bahkan sebuah jamaah yang besar di dunia perlu melakukan countering terhadap kelompok-kelompok tersebut," tegas Alfi.

 

Pelatihan ini sengaja membatasi jumlah peserta untuk memastikan intensitas pembimbingan. Alfi menyampaikan kepada panitia untuk mengurangi jumlah peserta dari 30 orang agar bisa lebih terkontrol oleh mentor.

 

"Kami tidak mau terlalu banyak peserta yang hadir takutnya tidak terkontrol oleh teman-teman mentor," ungkap Alfi.

 

Program pelatihan ini dirancang bertahap dengan materi dasar-dasar dan praktik pada hari pertama, kemudian akan ada pertemuan kedua untuk evaluasi hasil pelatihan. Peserta juga akan mendapat tugas dan bimbingan berkelanjutan melalui pertemuan-pertemuan kecil baik online maupun offline.

 

Alfi berharap pelatihan ini dapat menghasilkan output berupa ustadz atau kiai yang sudah biasa tampil di panggung namun belum memiliki panggung di sosial media. Program ini juga akan memberikan standar pengambilan gambar audio dan visual untuk konten dakwah digital.


"Saya berharap hasil dari pelatihan ini bisa mengeluarkan menjadikan output yang menghasilkan terutama dari peserta-peserta ini yang memiliki ustadz atau kiai yang memang sudah biasa naik panggung sana-sini tapi belum memiliki panggung di sosial media," pungkas Alfi