Siti Masitoh
Kontributor
Jakarta, NU Online Jakarta
Puasa Ramadhan termasuk ibadah dengan imbalan yang istimewa. Puasa ini merupakan ibadah rahasia antara yang melakukan dengan Allah SWT karena bersifat individual, tidak tampak oleh orang lain.
Ulama Mazhab sepakat, puasa Ramadhan wajib dimulai dengan niat karena itu merupakan rukun atau syarat sah puasa. Terdapat perbedaan pandangan tentang pembacaan niat puasa Ramadhan.
Berdasarkan artikel Berikut Lafal Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh di NU Online, menurut Mazhab selain Malikiyyah, niat puasa wajib diulangi setiap kali berpuasa.
Namun, menurut Malikiyyah cukup menjamak niat puasa sebulan, di malam pertama Ramadhan dan tidak diwajibkan mengulangi niat di hari berikutnya.
Ali Musthafa Siregar dalam buku Fikih Puasa menuliskan ada dua faedah disunnahkan berniat puasa untuk sebulan penuh pada awal puasa diantaranya:
Pertama, seseorang yang lupa berniat pada salah satu hari saat puasa Ramadhan maka tetap sah puasanya dengan bertaklid pada Mazhab Maliki. Sebab dalam Mazhabnya, cukup berniat puasa satu bulan penuh pada malam pertama Ramadhan.
Kedua, apabila seseorang meninggal dunia dan belum tuntas menjalankan puasa sebulan penuh, maka akan mendapatkan pahala sebulan sebagai pahala dari niatnya.
Adapun lafal niat puasa sebulan penuh yaitu sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْدًا لِلْإِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati taqlidan lil imami Malik fardhan lillahi ta'ala.
“Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah."
Dilansir dari artikel Ustadz M. Mubasysyarum Bih berjudul Lafal dan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh di NU Online, pendapat Malikiyyah ini lazim dipakai di Indonesia walaupun mayoritas penduduknya menganut Mazhab Syafi’i.
Pada saat malam pertama Ramadhan, masyarakat di beberapa masjid dan mushala dibimbing oleh para tokoh untuk melaksanakan niat puasa sebulan versi Mazhab Malikiyyah. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi jika di kemudian hari lupa berniat.
Namun, terlepas dari itu masyarakat tetap dibimbing secara rutin melaksanakan niat puasa di hari-hari berikutnya dengan waktu paling bagus setelah shalat tarawih.
Adapun lafal niat puasa esok hari yaitu sebagai berikut:
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Nawaitu shauma jami'i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta'ala."
Terpopuler
1
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
2
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
3
PWNU Jakarta Tekankan Budaya Betawi untuk Pemberdayaan Masyarakat
4
Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan Hewan Kurban
5
IPNU Jakut Teguhkan Kaderisasi Berbasis Lokal dan Kebangsaan
6
Pemerintah Batalkan Subsidi Listrik, Fokus Bantuan Upah Pekerja
Terkini
Lihat Semua