Pramuka Harus Terus Diprogramkan untuk Generasi Alpha
Kamis, 15 Agustus 2024 | 08:00 WIB
Jakarta Selatan, NU Online Jakarta
Pramuka merupakan sebuah gerakan yang telah mengakar dalam budaya pendidikan di banyak negara, termasuk Indonesia. Gerakan kepanduan ini terbukti menjadi satu agen penting dalam membentuk karakter generasi muda zaman dahulu hingga terbaru yang bernama Generasi Alpha.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Pendidikan Yayasan KH Abdul Wahid Hasyim (YAWH) Ciganjur, Hj Zaimatun Nayyiroh AR Hamid, usai upacara memperingati Hari Pramuka di halaman Sekolah Dasar Islam Tebuireng Abdul Wahid Hasyim (SDIT AWH) Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (14/8/2024).
Ia mengatakan, Pramuka menjadi wadah ideal untuk memperkaya pembentukan karakter anak dan remaja melalui prinsip-prinsipnya yang mendorong keberanian, kemandirian, dan kerja sama. Oleh karena itu, Pramuka seharusnya tetap diprogramkan dan dipertahankan, bukan dihapuskan.
“Di era Gen-Apha yang semakin terikat erat dengan teknologi ini, peran Pramuka menjadi kian penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi masa depan yang lebih berkualitas,” ujar Iim, sapaan akrabnya.
Istri Pengasuh Pesantren Ciganjur H Arif Rahman Hamid ini menyebut bahwa Pramuka memiliki serangkaian nilai inti yang menjadi landasan utama bagi pembentukan karakter anak. Salah satu nilai paling mendasar adalah keberanian.
Melalui berbagai kegiatan petualangan di alam terbuka, lanjut dia, Pramuka mengajari anak didik tentang arti keberanian. Seperti berani menghadapi ketakutan. Ini membantu mereka mengembangkan ketangguhan mental yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan di kemudian hari.
“Selain itu, Pramuka juga mendorong kemandirian. Dengan memberi kesempatan kepada anak-anak untuk merencanakan kegiatan mereka sendiri, Pramuka mengajari anak-anak untuk mandiri dan bertanggung jawab terhadap pilihan mereka sehingga mereka menjadi individu yang tidak bergantung kepada orang lain,” terangnya.
“Nah, untuk itu kami memperkenalkan Pramuka kepada anak-anak melalui Perjusa (Perkemahan Jumat-Sabtu). Walaupun tidak seperti kita dulu yang bawa aneka macam peralatan dapur seperti kompor dan lain sebagainya. Namun, setidaknya kegiatan ini melatih kemampuan anak-anak seperti belajar tentang tali-temali yang bermanfaat di saat darurat,” sambung Iim.
Oleh karenanya, perempuan asal Jawa Timur ini menekankan bahwa Pramuka harus terus diperkenalkan kepada anak didik di semua jenjang. “Saya melihat bahwa peminatan anak-anak zaman now ini berbeda. Coba mereka tahu bahwa di Pramuka ada banyak pengalaman menarik, seperti kembali ke alam, tentu mereka senang,” tuturnya.
Kenangan tak terlupakan
Saat ditanya tentang kenangan tak terlupakan dari Pramuka, ingatan Iim langsung kembali pada saat dirinya masuk duduk di bangku sekolah dasar. Dulu waktu SD, untuk mendapatkan air minum ia dan teman-teman harus mengambilnya dari mata air. Untuk bisa mencapai mata air itu mereka berjalan kaki kurang lebih 1 km.
“Begitu sampai tenda, kita harus memasaknya terlebih dahulu sebelum bisa menikmatinya. Ketahanan fisik, kemampuan spasial, dan kemampuan bekerja sama dengan tim sangat diuji,” kenangnya.
“Melalui pembelajaran yang terdapat di Pramuka, anak-anak dilatih tentang sebuah proses untuk mencapai sesuatu sehingga mereka mampu survival dan beradaptasi dalam segala situasi. Jadi, mereka lebih menghargai nature,” sambung alumnus Pesantren Al-Ishlahiyyah Singosari Malang ini.
Di hari Pramuka ini, ia berharap para pembina Pramuka harus siap melakukan upgrading dan updating terhadap isu-isu kepramukaan. “Sudah seharusnya ada sesuatu yang baru dalam kegiatan Pramuka agar semakin diminati Gen-Z,” pungkas Iim.
Pewarta: Ali Musthofa Asrori
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami
Terpopuler
1
Pemprov DKI dan Pemkot Bogor Resmikan Rute Transjakarta Bogor-Blok M, Tarif Mulai Rp2.000
2
Ulama Kharismatik Betawi KH Bunyamin Muhammad Wafat, Ketua PWNU Jakarta: Sosok Berpengetahuan Luas
3
Indo Defence 2024 Perkuat Posisi Indonesia dalam Peta Pertahanan Global
4
Ini Makna Makanan yang Halal dan Baik dalam Islam
5
Sarbumusi Harap Penyaluran BSU 2025 Tepat Sasaran
6
Anak 7 Tahun Ditemukan Kelaparan dan Penuh Luka Bakar di Jakarta Selatan
Terkini
Lihat Semua