Jakarta Raya

Gen Z Dinilai Miliki Peran Penting Jaga Moderasi Beragama 

Jumat, 26 Juli 2024 | 09:30 WIB

Gen Z Dinilai Miliki Peran Penting Jaga Moderasi Beragama 

Acara Rembuk Ide di Tangerang Selatan. (Foto: NU Online Jakarta, Alhafidz Kurniawan).

Tangerang Selatan, NU Online Jakarta

Kementerian Agama (Kemenag) RI menilai Generasi Z atau Gen Z memiliki peran penting dalam menjaga moderasi beragama di Indonesia. Direktur GTK Madrasah Ditjen Pendis Kemenag, Thobib Al Asyhar mengatakan bahwa Gen Z mempunyai kecakapan digital dan semangat inklusivitas generasi ini menjadikannya aset berharga dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi.


"Pentingnya Generasi Z sebagai agen moderasi beragama tidak bisa dipungkiri. Anak muda zaman sekarang sangat ingin menjadi toleran dan dekat dengan teknologi. Ini sangat relevan dengan karakteristik Generasi Z yang fleksibel, mudah beradaptasi, dan sangat akrab dengan dunia digital," katanya saat acara diskui Rembuk Ide El-Bukhari Institute bekerjasama dengan Islami.co. 
 di Outlier Cafe, Tangerang Selatan, Kamis (25/7/2024).   


Sebagai generasi yang tumbuh di era digital, kata Thobib, Gen Z memiliki akses yang sangat luas terhadap informasi. Namun, kemudahan akses ini juga membawa tantangan, yaitu potensi terpaparnya informasi yang tidak benar atau bahkan provokatif. 


"Generasi Z perlu diajarkan untuk berpikir kritis dan menyaring informasi yang mereka dapatkan," tambahnya. 


Meski demikian, sisi positif dari kecakapan digital Gen Z adalah kemampuan mereka dalam mengelola informasi dengan cepat dan efektif. Hal ini memungkinkan mereka untuk menjadi jembatan penghubung antar berbagai kelompok masyarakat, termasuk kelompok agama yang berbeda. 


"Generasi Z dapat memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan nilai-nilai kebaikan dan toleransi," tambah Thobib.


Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali menyoroti pentingnya Gen Z sebagai fokus utama dalam pengembangan moderasi beragama. Dengan kemudahan akses informasi melalui teknologi digital, lanjut Savic, Gen Z memiliki potensi besar untuk memiliki pandangan yang inklusif terhadap berbagai informasi, termasuk informasi keagamaan. Namun, di sisi lain, mereka juga rentan terhadap informasi yang tidak benar jika tidak bersikap kritis.


"Acara Rembuk Ide ini sangat cocok buat Gen Z, terlebih konsep moderasi beragama sangat relevan dengan masalah keseharian generasi Z," ujar Savic Ali pada acara yang sama.


Lebih lanjut, Savic Ali menjelaskan bahwa secara umum praktik keagamaan Gen Z adalah moderat. Namun, ia mengamati peningkatan perdebatan agama yang sengit di kalangan Gen Z di dunia maya. Fenomena ini, menurutnya, merupakan cerminan dari pencarian identitas dan ruang ekspresi bagi generasi muda. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mendampingi Gen Z agar mampu beragama dan berinteraksi di dunia digital dengan menjunjung tinggi nilai-nilai moderasi. 


"Generasi Z secara umum moderat, tapi masalahnya usil, ciri zaman ini, komen di media sosial," tambahnya.