Jakarta Raya

PWNU Jakarta Dorong Generasi Muda Songsong Peluang Kebijakan Aglomerasi

Sabtu, 27 Juli 2024 | 21:00 WIB

PWNU Jakarta Dorong Generasi Muda Songsong Peluang Kebijakan Aglomerasi

MA IPNU DKI Jakarta Gelar Diskusi yang bertajuk "Ngobrol Pintar (Ngopi) Soal Anak Muda NU di DKJ dan Aglomerasinya" yang digelar oleh Majelis Alumni IPNU DKI Jakarta di Kantor PWNU DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu Raya No 112, Jakarta Timur, Sabtu (27/7/2024). (Foto: PW IPNU DKI Jakarta)

Jakarta Timur, NU Online Jakarta
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta H Abdul Azis Suaedy mendorong generasi muda NU saat ini harus mengambil peran dalam merespons lahirnya Daerah Khusus Jakarta (DKJ) dan kawasan aglomerasinya sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2024. Menurutnya, generasi muda NU saat ini mempunyai peluang dalam merintis Jakarta yang baru sebagai kota finansial global dalam 20 tahun ke depan. 


Hal itu ia sampaikan dalam acara diskusi yang bertajuk "Ngobrol Pintar (Ngopi) Soal Anak Muda NU di DKJ dan Aglomerasinya" yang digelar oleh Majelis Alumni IPNU DKI Jakarta di Kantor PWNU DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu Raya No 112, Jakarta Timur, Sabtu (27/7/2024). 


"20 tahun lagi 2 dasawarsa dari sekarang saat kawan-kawan semua IPNU itu at the top 2045, justru disitulah titik-titik final dari DKJ dan aglomerasi yang dirintis dari sekarang bentuknya akan seperti apa. Ini menjadi penting karena begini Jakarta akan menjadi sebuah kawasan yang bukan ibu kota lagi tapi kota keuangan finansial global," kata Azis dalam sambutannya. 


Bukan tanpa alasan, Azis mengungkapkan 20 tahun lagi poros perekonomian dunia diprediksi akan dipimpin oleh negara-negara kawasan Asia Tengah dan Asia Timur setelah Amerika dan Rusia. Ia menilai Indonesia berpotensi akan berkembang karena masuk ke dalam wilayah Asia Timur. Di sinilah peran yang dapat diambil ketika DKJ sudah beralih menjadi kota finansial berskala global. 


Dengan demikian, Azis mengajak kader IPNU Jakarta sebagai representasi generasi Z dan milenial untuk menekuni dan mencermati hal-hal yang menjadi peluang dan tantangan ketika DKJ dan aglomerasinya mulai berlaku. 


"Bayangkan sendiri deh bagaimana hebatnya Jakarta pada saat itu at the top usia IPNU sekarang tercapai nanti. Karenanya penting bagi kita, paling tidak untuk kita mulai cicil dari sekarang dan tahu dari sekarang lebih banyak ngerti dari sekarang tentang DKJ dan aglomerasinya," ungkapnya. 


Lebih lanjut, Ketua Presidium MA IPNU DKI Jakarta itu memaparkan dalam 10 tahun ke depan akan ada transisi aset yang ada di Jakarta. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, kata Azis, transisi aset tersebut mencapai kurang lebih Rp 1.400 triliun setelah ibu kota sahabat dipindahkan. Peluang ini menurut Azis harus digarap oleh generasi muda NU agar dapat membantu dan memberdayakan masyarakat. 


"Kenapa ini penting karena itu harus dikawal agar tidak menyusahkan rakyat pada ada di kemudian hari lalu ini yang menjadi domain kita," paparnya. 


Selain itu, Azis mengemukakan 2 tahun ke depan akan ada 50 Peraturan Daerah (Perda) yang akan dirubah imbas disahkannya UU DKJ. Namun yang lebih penting dalam UU DKJ tersebut adalah akan ada alokasi minimal 5% dari APBD di Jakarta untuk penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan yang ada di kelurahan-kelurahan di DKJ. Seperti permasalahan lansia, warga tidak mampu, anak yatim, pengajian dan seterusnya termasuk urusan sampah, PKK dan Posyandu. 


 "Jadi kalau kemudian kader-kader IPNU bisa mulai berorientasi untuk menguatkan diri dan pengaruhnya di Kelurahan masing-masing menurut saya itu satu langkah strategis," ucapnya. 


Melihat peluang tersebut, selain untuk generasi muda NU, Azis merekomendasikan agar memperkuat potensi Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) yang ada di kelurahan mulai tahun depan agar mampu memanfaatkan peluang tersebut,dengan berpartisipasi dengan aktif dalam penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan. 


"Mulai tahun depan agar ranting NU bisa diperkuat, kenapa? agar bisa mengawal dengan baik berpartisipasi dengan aktif untuk penyelesaian masalah sosial kemasyarakatan di masing-masing kelurahan ini sangat strategis," tuturnya. 


Terkait dengan kawasan aglomerasi, Azis menerangkan akan adanya sinkronisasi tata ruang, transportasi dan zona wilayah. Hal ini dilakukan agar setiap kota di kawasan aglomerasi mempunyai peran tersendiri dalam pengembangan wilayahnya. Seperti di Cakung, Jakarta Timur dengan kawasan Harapan Indah di Bekasi, itu dipastikan akan dikoreksi tata ruangnya agar sepadan. 


Kemudian, Azis melanjutkan, proyeksi Perumahan akan diberikan ke Bogor, Depok dan Cianjur. Lalu proyeksi industri akan diberikan ke Tangerang dan Bekasi. Sedangkan kalau di Jakarta proyeksinya akan lebih banyak diperuntukkan kantor komersial finansial dan kantor bisnis internasional. 


"Jadi mungkin kalau hari ini Jakarta Bekasi Tangerang Selatan sudah punya namanya rencana tata ruang itu akan di sinkronisasi dan mungkin dalam beberapa hal apa direvisi itu satu contoh kedua transportasi Saya sangat yakin yang namanya busway kalau yang dari Jakarta ke arah Tangerang bakal sinkronisasi. Ini sudah dirintis dari Depok dari Bekasi akan begitu juga kan begitu urusan transportasi itulah contoh-contoh sinkronisasi, " bebernya. 


Dengan demikian, menurut Azis, hal ini akan menjadi pekerjaan rumah bagi pengurus dan warga NU Jakarta. Ia berharap dengan pertemuan ini dapat membangun komunikasi yang baik dan berkelanjutan sehingga apa yang menjadi aspirasi dari warga NU dapat di implementasikan dengan baik. 


"Sehingga ini hal ini bisa kita kawal dengan baik. Harapannya adalah dari generasi ke generasi muda NU Jakarta dan teman-teman dari calon kawasan aglomerasi ini bisa juga ada yang clear aspirasi yang jelas tentang bagaimana NU berposisi dalam konteks DKJ dan kawasan aglomerasinya," pungkasnya.