• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 25 April 2024

Nasional

PMII UNUSIA Jakarta Bedah Buku Homo Homini Humor

PMII UNUSIA Jakarta Bedah Buku Homo Homini Humor
Jakarta, NU Online
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (UNUSIA) Jakarta Kampus Kedoya, Jakarta Barat membedah buku Homo Homini Humor karya Fariz Alniezar. Beda buku tersebut dilaksanakan bersama dengan acara Pelatihan Kader Dasar (PKD) PMII UNUSIA pekan lalu.

Menurut Fariz, salah satu cara mengukur agama seseorang yang paling fair adalah dari jalan raya. Karena ketika seseorang berkendara di jalan raya dengan bagus, maka dapat diartikan agamanya juga bagus. Akan tetapi jika cara berkendara seseorang di jalan raya tidak bagus, maka dapat diartikan pula agamanya tidak bagus.

"Ujian hidup sesungguhnya adalah ketika di jalan sepi, kita berada di perempatan jalan sedangkan lampu lalu lintas berwarna merah. Keputusan untuk patuh kepada rambu-rambu lalu lintas bukan semata soal keselamatan. Namun juga soal akhlak dan religiusitas," ujar Fariz.

Sementara itu, Dwi Winarno yang hadir sebagai pembedah buku menjelaskan, Homo Homini Humor merupakan realitas subjektif dari sang penulis. Menurut pandangannya, fenomenologi yang dimiliki penulis merupakan hasil dari eksternalisasi dan internalisasi si penulis. 

“Sebetulnya dalam buku ini lebih cenderung pada upaya berkonteksasi di dalam ruang pengetahuan,” ujar Ketua I PB PMII 2011-2013 itu.

Selain membahas tentang cara mengukur agama seseorang, di dalam buku ini juga membahas tulisan-tulisan menarik lainnya. Di antaranya The Untold History of Ngudud, Dari Oplosan Sampai Jaran Goyang, Kebudayaan Waktu Kita, hingga Manajemen Masjid Indomaret.

Sebelum menerbitkan buku Homo Homini Humor, Fariz telah menerbitkan beberapa karya lain di antaranya adalah Modin Soimun (2015), Jangan Membonsai Ajaran Islam (2015), Muslim Pentol Korek (2017), dan Problem Bahasa Kita (2017).

Kegiatan ini dihadiri mahasiswa UNUSIA dan mahasiswa dari kampus lain, seperti Universitas Mercu Buana dan Universitas Satyagama. (Dhea Oktaviana/Fathoni)


Editor:

Nasional Terbaru