Jakarta Raya

Kasus Judi Online Tertinggi di Jakarta: 1.856 Anak Terpapar hingga Transaksi Capai Miliaran

Rabu, 13 November 2024 | 11:00 WIB

Kasus Judi Online Tertinggi di Jakarta: 1.856 Anak Terpapar hingga Transaksi Capai Miliaran

Ilustrasi judi online. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online Jakarta

DKI Jakarta menjadi wilayah yang menempati kasus transaksi judi online tertinggi. Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengungkapkan sebanyak 1.836 anak usia remaja di Jakarta telah terlibat dalam praktik judi online sepanjang tahun 2023. 


Data tersebut didapat dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), dengan total nilai transaksi mencapai Rp2,29 miliar. PPATK mencatat ada 19.555 kali transaksi senilai Rp 2,295 miliar di kalangan anak-anak. Anak-anak tersebut memiliki rentang usia di atas 17 tahun (1.309 anak), 11-16 tahun (441 anak), dan di bawah 11 tahun (106 anak).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Hal tersebut disampaikan Teguh saat menghadiri acara Edukasi dan Pelatihan Literasi Digital bertema "Pencegahan dan Penanganan Judi Online" yang diadakan di SMAN 92, Cilincing, Jakarta Utara, pada Selasa (12/11/2024).


"Anak-anak terpapar judi online antara lain dari iklan pada game, orang tua penjudi, dan masifnya promosi lewat media sosial. Paparan ini menyebabkan anak mencoba hingga berpotensi kecanduan judi online," ujar Teguh dalam keterangan tertulisnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Teguh menekankan peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mengawasi berbagai aktivitas digital anggota keluarganya, khususnya anak-anak yang sering menghabiskan sebagian besar waktunya menggunakan internet. Sebab, Menurutnya, judi online sering dikemas secara menarik dengan menggunakan modus games online.

 

"Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Komunikasi, Infomatika dan Statistik berupaya meningkatkan pemahaman literasi digital masyarakat Jakarta melalui beragam kegiatan, salah satunya webinar/seminar literasi digital Jakarta bertajuk SOLID (Sadar Olah Literasi Digital) yang telah dilakukan sejak 2022. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Teguh menuturkan, program tersebut menyasar ke Kader Dasawisma, Ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejaheraan Keluarga (PKK), para pelajar se-DKI Jakarta, mahasiswa, pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan masyarakat umum.

 

Teguh mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus menguatkan sinergi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital RI melalui Jalahoaks dan Siberkreasi guna menyediakan informasi yang akurat, menciptakan lingkungan digital yang sehat, serta meningkatkan kemampuan masyarakat dalam menyaring informasi di media sosial.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

"Berbagai pihak yang menyediakan fasilitas pemenuhan hak anak bersama-sama melakukan pencegahan yang tepat guna kepada anak di Jakarta. Sehingga tidak ada lagi anak di Jakarta yang terlibat judi online. Dan anak yang terlibat judi online mendapatkan perhatian serius, serta bimbingan dan konseling psikologis agar tidak terjerumus kembali pada kasus yang sama," tuturnya.


Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Meutya Hafid menerangkan bahwa sekitar 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun terpapar perjudian online (judol). Paparan ini terjadi melalui permainan yang mereka temui saat mengakses ponsel pintar (HP).


"Karena sekarang, tadi kalau datanya di bawah 19 tahun 200 ribu. Di bawah 10 tahun ada kurang lebih 80 ribu. Dia pakai akun-akun orang tuanya. Bisa mengakses biasanya lewat games," katanya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND


Politikus Golkar itu menegaskan bahwa tingginya angka judi online tersebut tidak memungkinkan pihaknya bekerja sendiri. Dia mengatakan pemerintah membutuhkan kerja sama dengan orang tua untuk mengawasi aktivitas anak saat mengakses internet.


"Jadi di bawah 10 tahun yang terpapar jadi online angkanya 80 ribu. Ini yang tidak mungkin kami dari Kementerian jangkau sendiri. Kami harus kerja sama dengan ibu-ibu, orang tua, ibu bapak di rumah untuk mengawasi anak-anaknya," ucap Meutya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND