• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 4 Juli 2024

Jakarta Raya

PWNU Jakarta Sebut Judi Online Mengurangi Produktivitas Bangsa

PWNU Jakarta Sebut Judi Online Mengurangi Produktivitas Bangsa
KH. Taufik Damas. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Swara NU)
KH. Taufik Damas. (Foto: Tangkapan Layar Youtube Swara NU)

Jakarta, NU Online Jakarta

Wakil Katib Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta KH Taufik Damas menyebut bahwa maraknya praktek perjudian dapat mengurangi produktivitas sebuah bangsa. Menurutnya perjudian menjadi penghambat perputaran ekonomi negara yang dikhawatirkan akan menyebabkan dampak sosial yang besar di masyarakat. Apalagi sejak tahun 2023, perputaran uang yang dihasilkan dari praktek perjudian menginjak ke angka 327 triliyun selama setahun terakhir.


“Dan itu pasti bagi orang keuangan tahu betul bahwa ada kurangnya produktivitas sebuah bangsa karena ada uang yang hilang sia-sia,” tutur Kiai Taufik dalam kanal Youtube Swara NU, yang diakses pada Jum'at (14/6/2024).


Kiai Taufik secara tegas menjelaskan bahwa larangan perjudian termasuk dalam bentuk keharaman yang sudah pasti dan jelas secara hukumnya. Hal tersebut sejalan dengan kaidah ushul fiqh al-Ma’lum min ad-Din bi Dharurah, kaidah yang dapat diartikan dengan suatu perkara yang diketahui hukumnya secara pasti.

 

"Maka dalam bahtsul masail tidak akan muncul pertanyaan apa hukumnya judi tidak mungkin, karena sudah pasti haram. Sama dengan pertanyaan apa hukumnya korupsi nggak mungkin muncul dalam bahtsul masail," jelasnya. 

 

Lebih lanjut, Kiai Taufik menjelaskan banyak sekali fasilitas dan media-media yang terindikasi dalam praktek perjudian. Ia menggambarkan bagaimana bentuk-bentuk perjudian dari zaman dahulu hingga sekarang. Misalnya, bermain kartu, judi pertandingan bola, porkas, togel dan yang paling terbaru adalah perjudian dalam bentuk game daring atau online

 

Kiai Taufik mengatakan faktor utama maraknya perjudian di masyarakat adalah karena adanya budaya untuk mendapatkan sesuatu dengan cara yang instan. Terlebih, dengan perkembangan teknologi yang memudahkan masyarakat mampu mengakses perjudian secara daring yang kini semakin gencar peredarannya di masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah dan menyasar ke generasi muda.


“Karena banyak orang mentalnya kepengen instan, berkhayal karena judi online banyak sekali masang cuma seribu kalau dia dapat dua angka dia dapat 80 ribu, kalau yang untuk tiga angka itu bisa lebih lagi,” ujarnya.

 

Kiai Taufik meminta pemerintah harus berikhtiar agar masyarakat tidak mudah bermain judi, salah satu bentuk ikhtiarnya adalah memblokir situs-situs judi online. Baginya, pemerintah harus bertindak tegas untuk memutus mata rantai perjudian.

 

“Saya membandingkan dengan situs pornografi yang kini sulit untuk diakses kalau yang pornografi saja bisa ditutup  kenapa yang judi online itu tidak?,” ungkapnya.

 

Dengan demikian, pemerintah dan masyarakat harus menaruh perhatian lebih besar terhadap bahaya perjudian beserta dengan problematika sosial yang ada di masyarakat. Perjudian dapat dikurangi jika masyarakat memiliki cara berpikir rasional yang kuat dan kesadaran moral kuat bahwa untuk dapat untuk mendapatkan rezeki dengan cara yang baik dan benar.

 

“Karena kalau sudah mental, fasilitas apa pun bisa dijadikan alat untuk berjudi. Kalau sudah mental apa pun bisa. Dan itulah kemudian di keluarga terutama terhadap generasi muda dimulai dengan pendidikan yang baik dan benar,” tandasnya.
 


Jakarta Raya Terbaru