Jakarta Raya

PWNU DKI Jakarta Menuntut Klarifikasi dari RS Medistra Terkait Larangan Pemakaian Hijab di Lingkungannya

Senin, 2 September 2024 | 16:20 WIB

PWNU DKI Jakarta Menuntut Klarifikasi dari RS Medistra Terkait Larangan Pemakaian Hijab di Lingkungannya

Sekretaris PWNU DKI Jakarta H Muhamad Bahaudin. (Foto: dok. NU Online Jakarta)

Jakarta, NU Online Jakarta

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta, melalui Sekretaris Ir. MH. Bahaudin, menuntut klarifikasi RS Medistra terkait larangan pemakaian hijab di lingkungannya. Hal ini merespons terkait laporan pengunduran diri seorang dokter spesialis onkologi di Rumah Sakit (RS) Medistra sebab adanya pelarangan memakai hijab saat bertugas.

 

“Kami mendesak RS Medistra untuk segera memberikan klarifikasi resmi terkait insiden ini dan memastikan bahwa kebijakan yang diskriminatif seperti ini tidak terjadi lagi di masa depan,” tegas Gus Baha dalam keterangan yang diterima NU Online Jakarta, Senin (2/9/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

PWNU DKI Jakarta menilai bahwa tindakan tersebut tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga bertentangan dengan prinsip kebebasan beragama yang dijamin oleh konstitusi Republik Indonesia. Hijab adalah bagian dari identitas dan keyakinan agama yang harus dihormati oleh setiap institusi, termasuk rumah sakit.

 

“PWNU DKI Jakarta akan terus memantau perkembangan kasus ini dan siap memberikan dukungan kepada pihak-pihak yang dirugikan,” ungkapnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Lebih lanjut, PWNU DKI Jakarta juga mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan menghormati kebebasan beragama serta hak-hak individu dalam menjalankan keyakinannya. Gus Baha berharap RS Medistra dapat segera menyelesaikan masalah ini dengan bijaksana dan adil.

 

Dugaan larangan memakai hijab untuk perawat dan dokter umum di RS Medistra terungkap pasca surat protes dilayangkan salah satu dokter spesialis yang bekerja di Medistra, dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk (K) yang ramai beredar di media sosial. Menurut dia kebijakan untuk dokter spesialis dan subspesialias bebas mengenakan hijab. 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

"Ini yang saya pertanyakan mengapa ada perbedaan keduanya? Sangat disayangkan di zaman sekarang masih pertanyaan rasis saat wawancara yang menanyakan 'Apakah bersedia membuka hijab jika di terima'," bebernya sebagaimana yang dikutip dari Republika, Senin (2/9/2024).

 

Berdasarkan hal tersebut dr Diani memantapkan dirinya untuk keluar dari RS Medistra. Menurut dia, pertanyaan rasis seputar hijab bisa dimaklumi sekalipun tidak patut apabila rumah sakit berkaitan dengan golongan tertentu misalnya RS Katolik, Kristen, Hindu dan yang lainnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND