Akuntanesia: Perpaduan Ilmu Akuntansi dengan Kebudayaan Lokal
Jumat, 9 Agustus 2024 | 13:00 WIB
Jakarta, NU Online Jakarta
Dosen Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Muhammad Aras Prabowo menerbitkan buku yang berjudul Akuntanesia: Nusantara dalam Perspektif Akuntansi Multiparadigma. Sebelumnya, pada tahun 2018, Akademisi NU untuk tersebut menerbitkan buku berjudul Akuntansi dalam Kebudayaan Bugis.
Muhammad Aras Prabowo adalah salah satu intelektual muda NU yang aktif menulis karya ilmiah, baik buku, jurnal nasional dan intenasional dan opini khususnya di bidang akuntansi. Ia juga aktif dalam mengisi seminar-seminar dalam disiplin ilmu akuntansi.
Aras menjelaskan akuntanesia adalah upaya pengembangan penelitian akuntansi berbasis karakteristik dan kemajemukan penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Seperti akuntansi perspektif suku bangsa, agama dan bahasa dalam konteks ke-Indonesia-an. Potensi data dan informasi untuk kajian akuntansi dalam konteks ke-Indonesia-an sangat besar dan bisa memberi warna baru dalam kajian akuntansi”, jelasnya seperti dalam keterangan rilis yang diterima NU Online Jakarta, Jum’at (9/8/2024).
Ketua Program Studi Akuntansi Unusia itu menambahkan bahwa pengembangan penelitian akuntansi bisa juga bertumpu pada kearifan dan kebijakan lokal.
“Penelitian akuntanesia diharapkan mampu mengembangkan kajian dan teori akuntansi yang bisa melahirkan perspektif baru dalam ilmu pengetahuan akuntansi. Perilaku gotong royong merupakan prinsip tindakan ekonomi yang dimiliki masyarakat Indonesia sebagai salah satu potensi pengembangan penelitian akuntanesia”, terangnya.
Lebih lanjut, Aras menguraikan bahwa buku Akuntanesia membahas banyak topik. Misalnya akuntansi budaya, akuntansi beras, isu akuntansi lingkungan, pemberantasan korupsi, akuntansi politik, CSR hingga etika bisnis tidak luput dari pembahasan dalam buku.
“Etika dan moral dalam perilaku ekonomi menjadi variabel penting untuk mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan”, ungkap Direktur Lembaga Profesi Ekonomi dan Keuangan (LPEK) PB PMII itu
“Menempatkan kemanusiaan di atas keuntungan adalah refleksi yang sangat berharga pada seluruh korporasi di berbagai bidang di Indonesia,” tambahnya.
Buku setebal 174 halaman tersebut, juga mendapat beberapa testimoni dari berbagai tokoh salah satunya dari Guru Besar Ilmu Filologi Sastra Daerah Bugis Makassar Universitas Hasanuddin Prof Nurhayati Rahman. Ia mengatakan Muhamamad Aras Prabowo dikenal dengan pandangannya yang tidak mainstream di kalangan akademisi akuntansi.
Prof Nurhayati menyebutkan Aras dikenal mampu memperlihatkan kemampuannya dalam mengelaborasi ilmu akuntan dan budaya.
“Sesuatu yang masih sangat langka dilakukan, karena kita membayangkan bahwa akuntansi itu adalah pasti dan matematik, sementara budaya adalah menyangkut masalah nilai yang abstrak”, kata Prof Nurhayat.
Selain itu, Wakil Kepala Badan Riset Indonesia (BRIN) Prof Amarulla Octavian juga mengapresiasi karya yang diterbitkan oleh Aras. Dalam buku tersebut, Aras mampu menyajikan sebuah kajian yang tidak biasa kepada pembaca.
“Akademisi Universitas Nahdatul Ulama Indonesia menyajikan kepada pembaca sebuah kajian yang non maenstream soal akuntansi,” kata dia.
Prof Amarulla juga menjelaskan bahwa buku Akuntanesia menyajikan keragaman perspektif terkait akuntansi. Ia dengan sangat apik mengulas akuntansi dari sudut pandang budaya, Pancasila, politik, lingkaran hingga perspektif ke-NU-an.
“Buku karya Muhammad Aras Prabowo sangat penting dan membuka jalan untuk pengembangan kajian akuntansi multiparadigma dalam bingkai ke-Nusantara-an”, terangnya.
Terpopuler
1
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
2
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
3
PWNU Jakarta Tekankan Budaya Betawi untuk Pemberdayaan Masyarakat
4
Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan Hewan Kurban
5
IPNU Jakut Teguhkan Kaderisasi Berbasis Lokal dan Kebangsaan
6
PWNU Jakarta Apresiasi Larangan Ondel-ondel untuk Mengamen
Terkini
Lihat Semua