Dies Natalis Ke-3 ICMA, Akademisi NU Sampaikan Konsep Penelitian Fenomenologi Akuntansi
Sabtu, 13 Juli 2024 | 15:00 WIB
Jakarta, NU Online Jakarta
Akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Muhammad Aras Prabowo menyampaikan konsep penelitian fenomenologi akuntansi. Aras memaparkan bahwa paling tidak terdapat 7 macam tradisi dalam penelitian kualitatif, yaitu, biografi, fenomenologi, grounded research, studi kasus, etnografi, etnometodologi dan netnografi.
“Fenomenologi bertujuan memahami esensi dari pengalaman Kehidupan dari sebuah fenomenon, mis Fenomena etika akuntansi di Indonesia dengan tinjauan budaya”, jelas Aras dalam Webinar Metode Penelitian Kualitatif yang diselenggarakan oleh Ikatan Cendikiawan Muda Akutansi (ICMA), Sabtu (13/7/24).
Dalam kesempatan yang sama, Aras juga menyampaikan ciri-ciri penelitian fenomenologi kepada seluruh peserta webinar.
“Cenderung mempertanyakannya dengan naturalisme atau objektivisme dan positivisme yang telah berkembang sejak renaisans dalam pengetahuan modern dan teknologi. Memastikan kognisi yang mengacu pada yang dinamakan ‘Evidenz’ yaitu kesadaran akan suatu benda. Percaya bahwa tidak hanya satu benda yang ada dalam dunia alam dan budaya,” ungkap Dosen Akuntansi Unusia itu.
Aras memaparkan berdasarkan pendapat ahli, Rini Sudarmanti (2005) bahwa tujuan metode fenomenologi adalah mengetahui bagaimana cara menginterpretasikan tindakan sosial terhadap orang lain sebagai sebuah hal yang bermakna (dimaknai) dan untuk merekonstruksi kembali turunan makna (makna yang digunakan saat berikutnya) dari tindakan yang bermakna pada komunikasi intersubjektif individu dalam dunia kehidupan sosial.
“Mempelajari bagaimana fenomena manusia yang berpengalaman dalam kesadaran, dalam tindakan kognitif dan persepsi, serta bagaimana mereka dapat memberi nilai atau dan bagaimana memberi penghargaan. Fenomenologi berusaha untuk memahami bagaimana orang membangun makna dan konsep kunci inter-subjektivitas,” paparnya.
“Dan pengalaman di dunia berdasarkan pemikiran, adalah intersubjektif karena kita mengalami dunia dan juga melalui orang lain,” bebernya.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan hasil penelitiannya dengan menggunakan metode fenomenologi dengan judul Strengthening the Auditor Ethics with Bugis Culture Value in Phenomenology Perspective at Makassar-Indonesia (Lannai & Prabowo 2016).
Aras melakukan penelitian mengenai eksplorasi budaya dan akuntansi. Ia memfokuskan pada Penguatan Etika Auditor dengan Nilai Budaya Bugis dalam Perspektif Fenomenologi di Kota Makassar.
Metode analisis data yang ia gunakan adalah pendekatan fenomenologis. Dalam penelitian tersebut, ia mencoba memahami makna perilaku akuntan dan keterkaitannya dengan budaya Bugis.
“Temuan penelitian menunjukkan bahwa nilai budaya memiliki kesamaan dengan kode etik. Sistem budaya Bugis juga mempunyai nilai yang berbeda dengan kode etik auditor. Peneliti memandang nilai-nilai ada tongeng (kebenaran), warani (keberanian), dan reso (usaha) sangat penting bagi independensi auditor dalam mengeluarkan opini atas laporan audit”, terang Aras.
Sebelumnya, dalam rangka Perayaan Dies Natalis atau Hari Lahir Ke-3, ICMA menggelar Pekan Webinar Metode Penelitian Kualitatif yang digelar secara daring, Sabtu (13/7/2024).
Kegiatan tersebut menghadirkan 2 narasumber yaitu, Mirna Amirya, Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Brawijaya dan Muhammad Aras Prabowo Akademisi dari FEB Unusia.
Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 100 orang sebagai peserta yang terdiri dari akademisi dan mahasiswa akuntansi dari berbagai Perguruan Tinggi di seluruh Indonesia.
Terpopuler
1
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
2
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
3
PWNU Jakarta Tekankan Budaya Betawi untuk Pemberdayaan Masyarakat
4
Jelang Idul Adha, Pedagang Keluhkan Penurunan Penjualan Hewan Kurban
5
Pemerintah Batalkan Subsidi Listrik, Fokus Bantuan Upah Pekerja
6
IPNU Jakut Teguhkan Kaderisasi Berbasis Lokal dan Kebangsaan
Terkini
Lihat Semua