Khoirul Rizqy At-Tamami
Penulis
Jakarta, NU Online Jakarta
DKI Jakarta gagal menempati 10 besar daftar kota paling toleran di Indonesia. Data tersebut terungkap dalam Indeks Kota Toleran (IKT) Tahun 2024 yang dirilis oleh SETARA Institute di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (27/5/2025).
Kota Salatiga, Jawa Tengah, keluar sebagai posisi tertinggi dengan skor 6,544. Posisi kedua dan ketiga masing-masing ditempati oleh Singkawang dan Semarang.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengatakan pihaknya berjanji bakal serius mengedepankan kemajuan sosial, termasuk menjamin kebebasan beragama, kesetaraan hak, dan pengelolaan keberagaman secara berkelanjutan.
“Saya berharap IKT dapat menjadi pengingat sekaligus motivasi bagi Jakarta dan kota-kota lainnya untuk terus memperkuat komitmen dalam meningkatkan toleransi dan inklusi sosial. Dengan demikian, setiap kota di Indonesia mampu menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi seluruh elemen masyarakat,” jelas Rano dalam keterangannya.
Rano mengatakan sebagai bangsa yang majemuk, toleransi merupakan fondasi penting untuk hidup berdampingan secara rukun di tengah keberagaman. Untuk mewujudkan peradaban yang maju, diperlukan upaya konsisten dalam mengelola keberagaman dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika.
Dirinya juga optimis Jakarta masih memiliki peluang untuk memperbaiki citra dan performa toleransi di tahun-tahun mendatang.
"Semangat persatuan dan kesatuan ini harus terus dijaga dan dihidupkan di Jakarta. Ini bukan sekadar skor, tapi tentang membangun masyarakat yang mampu merangkul perbedaan," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Harian Setara Institute, Ismail Hasani menjelaskan, penilaian kota toleran yaitu kota yang memiliki visi dan rencana pembangunan inklusif, regulasi yang kondusif bagi praktik dan promosi toleransi, kepemimpinan yang progresif bagi praktik dan promosi toleransi, tingkat intoleransi dan pelanggaran kebebasan beragama atau berkeyakinan rendah, dan upaya berkelanjutan dalam mengelola keberagaman dan inklusi sosial.
"Setara Institute dalam studi ini menurunkan konsep toleransi ke dalam beberapa variabel sistemik kota yang dapat memengaruhi perilaku sosial antar identitas dan entitas warga, yakni kebijakan-kebijakan pemerintah kota, tindakan-tindakan aparatur pemerintah kota, perilaku antar entitas di kota termasuk warga dengan warga, pemerintah dengan warga, dan relasi-relasi sosial dalam heterogenitas demografis warga kota," jelasnya.
Ia memaparkan ada delapan indikator penelitian Indeks Kota Toleran yang terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Kebijakan Pemerintah Kota, Peristiwa Intoleransi, Dinamika Masyarakat Sipil, Pernyataan Publik Pemerintah Kota, Tindakan Nyata Pemerintah Kota, Heterogenitas Agama, dan Inklusi Sosial Keagamaan.
Berikut ini daftar 10 Kota Paling Toleran di Indonesia menurut Setara Institute:
1. Salatiga, Jawa Tengah 6,544)
2. Singkawang, Kalimantan Barat (6,420),
3. Semarang, Jawa Tengah 6,356),
4. Magelang, Jawa Tengah (6,248),
5. Pematang Siantar, Sumatera Utara (6,115),
6. Sukabumi, Jawa Barat (5,968),
7. Bekasi, Jabar (5,939),
8. Kediri, Jawa Timur (5,925),
9. Manado, Sulawesi Utara (5,912)
10. Kupang, NTT (5,853).
Adapun 10 Kota Paling Intoleran di Indonesia Menurut Setara Institute:
1. Pagar Alam, Lampung (4,381)
2. Sabang, NAD (4, 377)
3. Ternate, Maluku (4,370)
4. Makassar, Sulawesi Selatan (4,363)
5. Bandar Lampung (4,357)
6. Pekanbaru, Riau (4,320)
7. Banda Aceh, NAD (4,202)
8. Lhokseumawe, NAD (4,140)
9. Cilegon, Banten (3,994)
10. Parepare, Sulawesi Selatan (3,945)
Terpopuler
1
Bahas Isu Kekinian, PCNU Jakbar Inisiasi Bahtsul Masail di Masjid Mardhotillah
2
Begini Alasan Arab Saudi Tunda Skema Tanazul Haji
3
Pagar Nusa Tampil Meriahkan Harlah Ke-77 IPSI
4
PWNU Jakarta Tegaskan Pengabdian NU Harus Bersifat Inklusif
5
Soal Polemik Nasab, PBNU Minta Nahdliyin Bersikap Bijak dan Kedepankan Adab
6
PWNU Jakarta Apresiasi Larangan Ondel-ondel untuk Mengamen
Terkini
Lihat Semua