Jakarta Raya

Ketua PWNU Jakarta-Tokoh Lintas Agama Minta Pemerintah Tindak Tegas Pelaku Judol dan Pinjol

Selasa, 17 Juni 2025 | 18:00 WIB

Ketua PWNU Jakarta-Tokoh Lintas Agama Minta Pemerintah Tindak Tegas Pelaku Judol dan Pinjol

Kiai Samsul Ma'arif bersama tokoh lintas agama dalam forum Lembaga Bahtsul Masail Kepustakaan Kontemporer di Kantor PWNU Jakarta, Utan Kayu, Jakarta Timur, Ahad (15/06/2025). (Foto: NU Online Jakarta/Ambar)

Jakarta Timur, NU Online Jakarta

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma'arif bersama tokoh lintas agama mendesak pemerintah bertindak tegas terhadap pelaku judi online (judol) dan pinjaman online ilegal (pinjol). Mereka menyampaikan tuntutan ini dalam forum Lembaga Bahtsul Masail Kepustakaan Kontemporer di Kantor PWNU Jakarta, Utan Kayu, Jakarta Timur, Ahad (15/6/2025).

 

Kiai Samsul menilai pemerintah masih membiarkan dan tidak cukup tegas menghadapi judol dan pinjol. Sejumlah tokoh agama turut hadir dalam forum tersebut, yakni Romo Patrick Slamet Widodo (Katolik), Panindita Towari Ruhani (Hindu), Ruysya Supit (Konghucu), dan Maha Pandita Utama Suhadi Sendjaja (Buddha - NSI).

 

Ia mengkritik suara para tokoh agama yang masih kurang lantang dalam menyikapi permasalahan judol dan pinjol. Menurutnya, hal ini belum menyentuh kesadaran publik secara luas dan memberi kesan seolah pemerintah membiarkan kejahatan digital tanpa penanganan tegas.

 

Kiai Samsul mengakui sebagian tokoh agama telah menyampaikan pesan kepada umatnya terkait masalah judi online. Namun, dia menilai suara tersebut masih terlalu pelan dan tidak mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

 

Ia menekankan pentingnya tokoh agama menjadi "shodiqul ummah", yaitu mitra umat yang memberi masukan kritis dan menyuarakan nurani kolektif bangsa. Kiai Syamsul mengingatkan bahwa jika tokoh agama tidak didengar masyarakat, kemungkinan masalahnya terletak pada tokoh agama itu sendiri.

 

Selain menyoroti lemahnya tekanan dari para pemuka agama, Kiai Samsul mengajak media massa ikut menyuarakan kepedulian terhadap dampak sosial yang ditimbulkan judol dan pinjol. Dia berharap ada media yang turut menyuarakan dorongan tokoh agama agar pemerintah bertindak sekeras-kerasnya.

 

"Kita harus tunjukkan tabiat yang sama terhadap persoalan yang sama, semoga membawa manfaat bagi umat," pungkasnya.

 

Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU) Jakarta Ahmad Fuad menjelaskan bahwa Bahtsul Masail merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan PWNU Jakarta. Kegiatan ini diadakan dua kali dalam setahun beserta Bahtsul Masail tambahan untuk merespons berbagai problem terkini dan metropolitan.