• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Sabtu, 20 April 2024

Jakarta Raya

LAZISNU PBNU Ajak Pondok di Jakarta Terapkan Pesantren Hijau

LAZISNU PBNU Ajak Pondok di Jakarta Terapkan Pesantren Hijau
Momen Narasumber Kegiatan Fitria Aryani saat menjelaskan konsep pesantren hijau. (Foto: Istimewa)
Momen Narasumber Kegiatan Fitria Aryani saat menjelaskan konsep pesantren hijau. (Foto: Istimewa)

Jakarta Timur, NU Online Jakarta
Lembaga Zakat Infak dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengajak Pesantren di DKI Jakarta untuk menerapkan pola hidup Green Lifestyle, untuk mengurangi pemakaian sampah plastik dalam program Pesantren Hijau di Pesantren Al-Kenaniyah, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Ahad, (19/2/2023).


Pemateri Acara Pesantren Hijau Fitria Ariyani menerangkan konsep Green Lifestyle merupakan gaya hidup yang ramah lingkungan dengan merubah pemikiran anak mudah yang serba praktis.


"Kalau ini konsepnya Green Lifestyle menjadi kebiasaan anak muda dengan gaya hidup yang ramah lingkungan, jadi artinya kita mencoba merubah mindset-nya anak-anak generasi sekarang yang semuanya serba praktis dan instan," katanya saat menyampaikan materi.


"Kita juga akan mencoba menjadikan Green Lifestyle menjadi suatu trend di kalangan anak muda. Jadi, anak muda 'engga banget kalo belum Green Lifestyle'," sambungnya.


Lebih jauh, Fitria menyampaikan penggunaan barang-barang yang berpotensi cepat menjadi sampah seperti sedotan, alat makan plastik dan pembalut wanita. Dalam konsep Green Lifestyle ini diubah materinya menjadi ramah lingkungan yang bersifat dapat dipakai untuk jangka panjang.


"Yang dikonsumsi dan dipakai oleh anak-anak muda sekarang itu harus lebih ramah lingkungan, artinya seperti sedotan adalah salah satu kebutuhan. Maka kita coba untuk memberikan solusi dengan mengganti dari sedotan plastik ke sedotan yang terbuat dari stainless steel dan juga membawa alat makan sendiri. memang merepotkan, tapi harus kita biasakan pola ini kepada anak muda semua," tegasnya.


Selain sedotan, Fitria menyebutkan bahwa pembalut untuk wanita menstruasi juga harus diganti dengan bahan-bahan yang ramah lingkungan. Hal itu dilakukan agar sampah yang tadinya berjumlah 15 buah pembalut per satu wanita, diganti menjadi pembalut terbuat dari kain menjadi hanya satu dan itu pun penggunaannya lama.


"Mengganti produk pembalut dengan yang lebih ramah lingkungan, seperti pembalut yang terbuat dari kain," terangnya.


Selain itu, Fitria menganjurkan para peserta yang mengikuti pelatihan Pesantren Hijau tersebut diimbau untuk membuat barang-barang yang sudah didaur ulang.


"Dari barang-barang tersebut dapat dijual kembali saat hari kunjungan. Selain menambah nilai ekonomis, menjadikan para santri dapat melatih hidup mandiri dan menjadi wirausahawan sejak dini," pungkasnya.


Pewarta: Haekal Attar
Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami


Jakarta Raya Terbaru