Jakarta Raya

PWNU Jakarta Akan Panggil Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel

Rabu, 17 Juli 2024 | 19:00 WIB

PWNU Jakarta Akan Panggil Nahdliyin yang Bertemu Presiden Israel

Ketua PWNU Jakarta KH Samsul Maarif dalam sebuah wawancara di TV One. (Foto: Tangkapan Layar YouTube TVOne)

Jakarta, NU Online Jakarta

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jakarta KH Samsul Ma’arif berencana akan memanggil salah satu nahdliyin terkait pertemuannya dengan presiden Israel Isaac Herzog. Nahdliyin tersebut akan dimintai klarifikasi lebih mendalam ihwal kunjungannya ke Israel melalui rapat tanfidziyah bersama jajaran syuriyah.

 

“Tetap akan kami panggil dan akan kami rapatkan,” ujar Kiai Samsul dalam Talkshow di kanal Youtube TVOne, dikutip NU Online Jakarta pada Rabu (17/7/2024).

 

Terkait dengan pemberian sanksi, Kiai Samsul akan merapatkan bersama jajaran syuriyah PWNU Jakarta. Nahdliyin tersebut diketahui, tercatat sebagai anggota di lembaga di bawah naungan PWNU Jakarta.

 

“Karena keputusan pemberian sanksi itu tidak cukup dari saya saja selaku ketua tetapi harus melibatkan unsur jajaran syuriyah,” tuturnya.

 

Menurutnya, pertemuan nahdliyin tersebut dengan presiden Israel dinilai merupakan kesalahan di tengah situasi politik Israel-Palestina yang memanas. Sanksi yang diputuskan oleh PWNU Jakarta akan menjadi keputusan yang terbaik bagi organisasi.

 

“Walaupun tidak ditanya secara detail, dia sudah nyata-nyata untuk mendatangi ke Israel ketemu dengan Presiden itu sudah sebuah kesalahan. Tanpa ditanya pun tetapi untuk pemberian sanksi karena ini organisasi maka sanksinya adalah keputusan bersama,” tegasnya.

 

Kiai Samsul memaklumi jika adanya keinginan masyarakat untuk mendengar langsung permintaan maaf dari kelima nahdliyin tersebut. Ia mempersilakan mereka untuk meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat.

 

Kiai Samsul menekankan agar peristiwa ini menjadi pengalaman yang besar bagi kader-kader NU yang lain untuk memperbaiki kesalahan sehingga tidak terjadi lagi di kemudian hari.

 

“Tidak semua orang itu selalu benar tapi bisa jadi dalam kehidupannya melakukan sebuah kesalahan tetapi orang mengakui sebuah kesalahan itu jauh lebih baik untuk memperbaiki dirinya yang lebih baik untuk masa depan,” ucapnya.

 

Terkait pemanggilan 4 nahdliyin lainnya, Kiai Samsul menyerahkan sepenuhnya kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk penggalian informasi lebih lanjut. Ia berharap kejadian ini dapat dapat dijadikan pelajaran berharga bagi kader-kader yang lain.

 

“Saya pikir sih perlu juga PBNU mengundang teman-teman (nahdliyin) yang tadi tidak datang agar bisa hadir sehingga ini dijadikan sebuah pelajaran yang sangat berharga bagi kader-kader yang lain (agar) tidak hanya mengikuti keinginan sesaat. Tetapi harus dipikirkan dampak resiko baik moral maupun harga diri yang lain,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, soal keterlibatan dengan organisasi "RAHIM" yang diduga terafiliasi dengan Israel, Kiai Samsul juga akan memberikan sanksi apabila terdapat kader yang terbukti terlibat dengan organisasi tersebut.

 

“Apabila memungkinkan melakukan pelanggaran-pelanggaran organisasi, pelanggaran perkumpulan, Ya kita harus berikan sanksi supaya tidak menjalar ke mana-mana,” terangnya.