• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Jumat, 3 Mei 2024

Jakarta Raya

Waketum PBNU Sebut GP Ansor Didirikan sebagai Penerus Ulama dan Kiai NU

Waketum PBNU Sebut GP Ansor Didirikan sebagai Penerus Ulama dan Kiai NU
Waketum PBNU KH Zulfa Musthofa (Foto: Instagram Ansor Jakarta)
Waketum PBNU KH Zulfa Musthofa (Foto: Instagram Ansor Jakarta)

Jakarta Selatan, NU Online Jakarta
Wakil Ketua Umum (Waketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Zulfa Musthofa menyebutkan bahwa sejatinya, Gerakan Pemuda (GP) Ansor didirikan oleh para ulama 89 tahun yang lalu, untuk menjadi kader penerus para kiai dan ulama Nahdlatul Ulama (NU). 


Dalam kesempatan itu, ia menjelaskan para ulama NU mendirikan GP Ansor dengan tiga prinsip utama. Pertama, i'daadu kawaadiril mutafaqqihina fid din, yaitu mempersiapkan kader-kader yang ahli agama. 

 

Hal tersebut ia sampaikan ceramahnya di Tasyakuran Hari Lahir (Harlah) GP Ansor ke-89 Tahun dan Tabligh Akbar yang digelar Pimpinan Wilayah (PW) GP Ansor DKI Jakarta, Sabtu (17/6/2023) di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ), Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 


"Artinya kalau diminta nanti jadi Menteri Agama siap, contohnya kayak sekarang ini, makanya Ansor harus keliatan dari sisi keilmuannya sehingga kalau ada orang ajak debat atau diskusi, majulah Rijalul Ansor yang sudah dipersiapkan jadi kawadiril mutafaqqihina fid din", jelasnya.


Kedua, yaitu i'daadul kawadiril muhafidziina lil wathan, yaitu mempersiapkan kader-kader untuk membela bangsa dan negara dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia. 


Kiai Zulfa mengumpamakan bagaimana Ansor dengan satuan Bansernya menjaga seluruh rumah ibadah yang ada di Indonesia. Ia menyebut usaha yang dilakukan Ansor tersebut tertuang dalam ilmu ushul fiqh yaitu, Adz-Dzari'ah


"Adz-Dzari'ah ada dua, yaitu, Saddu Adz-Dzari'ah dan Fathu Adz-Dzari'ah. Saddu Adz-Dzari'ah artinya menutup jalan, Fathu Adz-Dzari'ah artinya membuka jalan," terangnya. 


Kemudian Kiai Zulfa mengutip dalil dalam Surat Al-An'am ayat 108 tentang larangan untuk mencaci maki atau menjelekkan agama lain. 


"Kalau anda, tidak ingin masjid anda, Allah Tuhan anda kemudian dihinakan maka jangan menghina Tuhan atau sesembahan agama lain. Jangan menghina atau menghancurkan, meremehkan termasuk menghancurkan tempat ibadah agama lain, itu termasuk Saddu Adz-Dzari'ah", tegasnya. 


Ketiga, Ansor adalah i'daadu mutawatiril muammirinal ard, yaitu, mempersiapkan kader untuk berperan memakmurkan bumi khususnya yang ada di Indonesia. 


"Kader Ansor harus siap jadi apa saja, paling tidak siap bekerja sama dengan kepolisian untuk menjaga Kamtibmas, siap bekerja sama dengan TNI untuk menjaga NKRI", lanjutnya. 


Kiai Zulfa berharap, Ansor di DKI Jakarta harus memiliki grand design untuk mengarahkan kadernya agar mengisi perannya di semua bidang sebagai bentuk kontribusi membangun bangsa Indonesia.


"Kalau ini bisa dilakukan, saya yakin kiprah yang dilakukan oleh Ansor dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," pungkasnya.


Editor: Khoirul Rizqy At-Tamami


Jakarta Raya Terbaru