• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Kamis, 4 Juli 2024

Keislaman

Kiai Samsul Ma'arif Sampaikan Makna Ibadah Kurban dalam Khutbah Idul Adha 1445H

Kiai Samsul Ma'arif Sampaikan Makna Ibadah Kurban dalam Khutbah Idul Adha 1445H
KH Samsul Maarif (Foto: Youtube Masjid Hasyim Asyari Jakarta)
KH Samsul Maarif (Foto: Youtube Masjid Hasyim Asyari Jakarta)

Jakarta, NU Online Jakarta

 

Ketua PWNU DKI Jakarta KH Samsul Ma'arif mengingatkan pentingnya memahami makna ibadah kurban dan kepedulian sosial bagi umat Muslim. Pernyataan itu di sampaikan pada khutbah idul adha 1445 H. Masjid Raya KH Hasyim Asy'ari Jakarta, Senin (17/062024).

 

Allahu akbar.. Allahu Akbar.. Allahu Akbar. walillaahilhamd

 

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
 

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim." (QS. Ali Imran: 102)

 

Sejarah Islam mencatat, kualitas kurban yang dimulai sejak zaman nenek moyang. Dua peristiwa kurban yang dikisahkan dalam sejarah ini tetap menjadi pelajaran berharga dalam kehidupan kita hingga sekarang.

 

Allah memerintahkan Adam untuk mengawinkan anak-anaknya yang tidak sekandung, Qabil dinikahkan dengan Labuda dan Habil dinikahkan dengan Iqlima. Akan tetapi, karena paras Labuda yang tidak secantik Iqlima, Qabil merasa dengki karena Habil dapat menikahi saudari kembarnya. Ia bahkan mendapat bisikan dari iblis untuk membunuh Habil. 

 

Dikarenakan tidak mau mengalah dan penuh rasa iri hati, Nabi Adam yang tidak ingin melanggar anjuran dari Allah pun memerintahkan kedua putranya untuk berkurban agar dapat mengambil pilihan terbaik. 

 

Nasehat Nabi Adam 

 

Ucapan nabi Adam tentang perintah berkurban bagu kedua anaknya, terdapat dalam kitab Kafsir ibn Kastir jilid 2 halaman 44:


"Wahai anakku Qabil dan  Habil. Hendaknya kalian masing- masing menyerahkan kurban. Maka siapa diantara kalian yang diterima oleh Allah dialah yg berhak menikahi Iqlimah".  

 

Pada dasarnya, kurban yang diterima di sisi Allah yaitu kurban atas dasar keikhlasan ketakwaan kepada Allah SWT. Kurban yang diberikan oleh  Habil ialah  domba  yang besar, sehat dan bagus. Ia pun ikhlas, tulus untuk menyerahkan Kurban tersebut. 

 

Berbeda dengan Habil, kurban yang dipersembahkan Qabil ditolak. Sebab atas dasar  kedengkian yang dimilikinya, Ia bahkan mendapat bisikan dari iblis untuk membunuh Habil. 

 

Kisah Kerendahan Hati Habil

 

Peristiwa Habil dan Qabil menjadi sejarah penting bagi umat manusia. Sebuah pembunuhan yang dilatar belakangi keserakahan dan iri hati antar sesama. 

 

Sebagai Ahli Tafsir menyatakan bahwa Habil tidak membela diri sebab ia sengaja memilih kematian di tangan saudaranya. Ia ingin memberikan pelajaran kepada umat manusia bahwa pelaku kedhzaliman tidak akan pernah menang. Sebab hasad yang lahir dari hati merupakan akar perseteruan untuk umat manusia. 

 

Kecintaan kepada Allah SWT

 

Dengan menangkap ibrah peristiwa sangat besar muslim sejati adalah memiliki kecintaan dan kepatuhan kepada Allah melebihi kecintaan nya kepada siapapun dan apapun. Salah satu perjuangan nabi Ibrahim dan anaknya Ismail, hendaknya juga sebagai wahana introspeksi ketaatan kita dalam membentuk cinta kesyariatan Islam. 

 

Sebagaimana firma Allah ta'ala. Dalam Surat As-Shaffat ayat 102. Firman-Nya:

 

فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ


Artinya : "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"." (QS. As-Shaffat: 102) 

 

Kualitas kurban juga dapat membentuk karakter kepribadian kita sebagai manusia yang peka dan peduli terhadap sekitar. Pelajaran dari kurban adalah mengulurkan tangan yang lemah dan membutuhkan. Di tengah himpitan kritis yang besar, syariat Islam mengandung dua dimensi sekaligus, yaitu:


Pertama, dimensi ilahiyaah (ketuhanan)
Kedua, Dimensi insaniyaah (kemanusiaan) 

 

Islam mengajarkan kita untuk peduli terhadap sesama dan memberikan rasa simpati kepada sesama. Mungkin saat Idul Fitri Kemarin, Islam mengajarkan kita untuk empati merasakan menahan untuk tidak makan dan minum. Akan tetapi di Hari Idul Adha ini, Islam mengajarkan kita untuk berbagi terhadap sesama serta mengulurkan tangan kita untuk memberi dan menebarkan kasih sayang.

 

(Kontributor: Nyimas Zulfa Lisamia)


Keislaman Terbaru