• logo nu online
Home Warta Nasional Jakarta Raya Dari Betawi Keislaman Sejarah Opini Literatur Obituari
Minggu, 28 April 2024

Keislaman

RAMADHAN

Ramadhan dan Anjuran untuk Memperbanyak Doa saat Puasa

Ramadhan dan Anjuran untuk Memperbanyak Doa saat Puasa
Ilustrasi: Ramadhan (Foto: Dok. NU Online)
Ilustrasi: Ramadhan (Foto: Dok. NU Online)

Tak terasa bulan Ramadhan telah memasuki pertengahannya. Bulan yang memiliki banyak kemuliaan ini merupakan kesempatan bagi setiap umat Islam untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. Salah satunya yaitu anjuran untuk memperbanyak doa atau munajat.


Doa merupakan salah satu jenis ibadah yang luar biasa. Sebab Ia adalah ritual permohonan manusia kepada Sang Pencipta yang dinilai sebagai ibadah. Berkenaan dengan hal ini, Allah mengisyaratkan agar hamba-Nya untuk berdoa, sebagaimana yang termaktub dalam surah al-Baqarah 186:


وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ 

 

“Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”


Syekh Ahmad Mustofa al-Maraghi dalam Tafsir al-Maraghi menyampaikan bahwa ayat di atas diturunkan sebagai respons terhadap orang muslim yang berdoa dengan suara tinggi dan lantang. Setelah itu, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia! kasihanilah (sayangilah) dirimu sendiri, sesungguhnya kalian tidak sedang berdoa kepada yang tuli dan gaib; sungguh kalian berdoa kepada Zat Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, dan Dia Bersama kalian,” (Lihat Tafsir al-Maraghi, jilid 2, h. 75).


Ayat di atas apabila dianalisis diapit oleh ayat-ayat puasa baik sebelum maupun sesudahnya. Hal ini memberi isyarat dan pesan bahwa berdoa adalah rangkaian ibadah yang tidak bisa dipisahkan dari ritual puasa.


Pendapat senada datang dari Imam Ibnu Katsir yang menjelaskan diletakkannya surah al-Baqarah ayat 186 di antara ayat hukum puasa merupakan mengisyaratkan adanya anjuran untuk berdoa tatkala berbuka puasa. Anjuran berdoa tersebut dilakukan dengan penuh kesungguhan. (Lihat Ibnu Katsir, jilid 1, h. 374)


Pernyataan dari Ibnu Katsir di atas lebih spesifik lagi, sebab Ia menyebutkan waktu spesifik untuk berdoa yakni tatkala berbuka puasa. Selain itu masih berkenaan dengan hal ini, Rasulullah bersabda:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُههُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِيَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

 

“Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Tiga orang yang doa mereka tidak tertolak, yaitu seorang yang berpuasa hingga berbuka, seorang imam (penguasa) yang adil dan doanya orang yang dizalimi. Allah akan mengangkat doanya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman, “Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya.” (HR. At-Tirmidzi, no 3522)


Kendati hadits di atas memiliki sanad yang dlaif akan tetapi anjuran untuk memperbanyak puasa disarankan oleh para ulama. Salah satunya pendapat yang datang dari ulama kontemporer, Syekh Yusuf al-Qardlawi yang menyatakan hendaknya orang yang berpuasa membasahi lisan mereka dengan berdoa sepanjang hari terutama saat berbuka puasa. (Lihat Fiqh as-Shiyam, h. 126-127)


Pendapat Syekh al-Qardlawi senada dengan pendapat Imam Ibnu Katsir sebelumnya yang secara spesifik menyebutkan waktu yang diutamakan untuk berdoa ketika puasa yakni saat berbuka.


Oleh sebab itu, seyogyanya umat Islam ketika melakukan puasa hendaknya memperbanyak doa. Terlebih Allah telah menjamin di surah al-Baqarah ayat 186 sebelumnya bahwa Allah senantiasa mengabulkan doa yang dipanjatkan oleh seorang hamba kepada-Nya.


Jaminan tersebutlah yang sangat sayang untuk dilewatkan. Di samping itu, momen puasa di bulan mulia tidak setiap hari dapat dilalui oleh umat Islam. Dengan demikian semoga kesempatan tersebut dapat digunakan secara maksimal untuk melangitkan doa kepada Sang Pencipta. Wallahu’alam.


Isyatami Aulia, Sarjana Ilmu Al-Qur'an Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta, Pegiat Kajian Al-Qur'an


Keislaman Terbaru