Khutbah

Khutbah Idul Fitri: Satukan Hati Membangun Negeri

Jumat, 28 Maret 2025 | 09:00 WIB

Khutbah Idul Fitri: Satukan Hati Membangun Negeri

Ilustrasi Idul Fitri. (Foto: Dok. NU Online)

Naskah khutbah Idul Fitri ini mengajak jamaah untuk membangun sikap memaafkan terutama dalam momentum lebaran. Khutbah ini berjudul: “Satukan Hati Membangun Negeri"

 

Untuk mencetak naskah Khutbah Idul Fitri, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi).


Khutbah I  


‎اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ  
‎اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لاَإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِيْ إِلىَ الصِّرَاطِ المُسْتَقِيْمِ. 

اللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ 
يَوْمِ الدِّيْنَ أَمَّا بَعْدُ،


فَيَآ أَيُّهَا المُؤْمِنُوْنَ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ. وَاتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.
قال الله تعالى : وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

 

 

 

Pertama-tama marilah kita mensyukuri nikmat Allah ta’ala yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa bersilaturahim dalam rangka Shalat Idul Fitri 1446 H, kita mohon kepada Allah ta’ala semoga Allah ta’ala menambah nikmatnya untuk kita sehingga kita mendapatkan bahagia hidup di dunia dan selamat hidup di akhirat kelak.
 

Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada Nabi Besar Muhammad Saw yang telah menunjukan kita ke jalan yang di ridhai Allah ta’ala. Shalawat serta salam juga kita sampaikan kepada keluarga Rasulillah, sahabat Rasulullah serta umat beliau yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan sunah-sunahnya semoga kita termasuk di dalamnya. Amiin....


Khatib berwasiat pada diri khotib pribadi dan pada jamaah sekalian mari kita tingkatkan ketakwaan kepada Allah ta’ala dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala larangannya baik di tempat yang sepi maupun ditempat yang ramai, baik lahiriyah kita maupun bathiniyah kita.


Hadirin wal hadirat yang dirahmati Allah ta’ala


Mayoritas umat Islam di dunia sedang menghadap ke arah yang sama, mengumandangkan kalimah takbir, tahmid, tasbih yang sama. Ada yang di masjid, ada yang di lapangan dan ada yang di musholla. Kita dan mereka sedang mengagungkan tuhan yang sama yaitu Allah swt. 


Kaum muslimin dan muslimat yang berbahagia.....


Setelah kita diberi kekuatan oleh Allah ta’ala melawan hawa nafsu satu bulan penuh maka kita mendapat kemuliaan di sisi Allah. Kemuliaan yang telah kita dapat tersebut hendaknya selalu kita jaga dan lestarikan dengan membangun tiga ukhuwah.


Pertama, adalah dengan membangun ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama umat islam). Sudah saatnya umat Islam mengesampingkan hal-hal furu’iyah (parsial) yang hanya akan menambah fitnah dan pertentangan sesama umat Islam, dan juga akan menguras dan menyia-nyiakan waktu dan energi kita dengan perdebatan yang tidak begitu bermanfaat, yang seharusnya hal itu dapat kita gunakan untuk berfikir dan bekerja demi kemajuan dan kemaslahatan umat. Karena tantangan yang kita hadapi semakin banyak dan komplek mari kita kembali kepada al-Qur’an surat al-Hujurat ayat 11-12 yang artinya: 


Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.


"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."


Mari kita melakukan refleksi belajar dari sejarah. Bahwa kekuatan dan kebesaran Islam tidak didapatkan dengan harta atau yang lainnya, tetapi kekuatan dan kebesaran tersebut dapat diraih dan diwujudkan dengan semangat persatuan dan kesatuan. Semangat persatuan dan kesatuan inilah yang dipraktekkan antara sahabat Muhajirin dan Ansor di bawah pimpinan Rasulullah saw hingga membawa kekuatan dan kebesaran Islam pada waktu itu.

 

Kedua, untuk menjaga kemuliaan yang telah kita peroleh di bulan Ramadan kita juga harus meningkatkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa se tanah air). Kita tingkatkan rasa persatuan dan kesatuan kebangsaan kita, dengan sadar tulus ikhlas bahwa kita adalah bersaudara satu nusa satu bangsa dan satu bahasa.


Negeri kita ini adalah negeri yang besar yang terdiri dari 17 ribu pulau lebih dengan kekayaan alam yang melimpah ruah di dalamnya, aneka barang tambang, minyak bumi, gas, batu bara, emas, kekayaan hutan, kekayaan laut dan lainnya yang itu semuanya merupakan anugerah sekaligus amanat dari Allah kepada kita semua penduduk Indonesia baik itu Muslim, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha, Konghucu, Sunda, Jawa, Batak, Madura, Melayu dan lainnya. Kita semua harus menjaga amanat tersebut jangan sampai ada yang berkhianat. 
 

Negeri kita dibangun oleh para pendiri dengan semangat luhur dan disertai keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dalam dalam pembukaan UUD 45 disebutkan “atas berkat Rahmat Allah disertai keinginan yang luhur bangsa ini mencapai kemerdekaannya”. 79 tahun bangsa Indonesia berdiri, presiden sudah silih berganti, orde pun silih berganti, jatuh bangun dan pasang surut sejarah telah kita alami, dan sekarang kita sedang berusaha keluar dari himpitan masalah yang menimpa bangsa Indonesia yang kita cintai. 
 

Dari rentetan sejarah selama 79 tahun ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa krisis yang menimpa bangsa Indonesia ini disebabkan karena ketidak konsistenan kita sebagai warga negara. 


Rasulullah sukses membangun masyarakat di Yatsrib dengan berhasil mempersatukan penduduk Yatsrib yang terdiri dari banyak etnis dan suku yang berbeda yaitu muslim pendatang (Muhajirin), dan muslim pribumi yaitu suku Aus dan Khojraj (Ansor), Yahudi tiga suku yaitu Bani Qainuqa’, Bani Nadzir, Bani Quraidzah. Seperti tertera dalam Piagam Madinah yang dimuat dalam kitab as-Siroh an-Nabawiyah karya Abdul Malik bin Hisyam al-Anshari Juz 2 hal 119-122 :


‎بسم الله الرحمن الرحيم
هذا كتاب من محمد النبى صلى الله عليه وسلم بين المؤمنين والمسلمين من قريش ويثرب و اليهود ومن تبعهم فلحق بهم وجهد معهم, إنهم امة واحدة........


Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Piagam ini dari nabi Muhammad saw, berlaku bagi golongn mukminin dan muslimin dari etnis Qurais dan Yatsrib serta kelompok-kelompok yang turut berkerja sama dan berjuang bersama-sama mereka, bahwa mereka adalah bangsa yang satu........”


 

Poin 15 : perlindungan Tuhan (Allah) itu satu, yakni terhadap sesama tetangga dekat mereka. Orang-orang beriman antara sesama manusia saling bantu membantu.


Poin 16 : orang Yahudi beserta pemeluknya berhak mendapat pertolongan dan santunan, sepanjang tidak berbuat zalim atau menentang komitmen.


Poin 47 terakhir: piagam ini tidak di proyeksikan untuk membela orang yang zalim atau khianat. Semua orang bisa bepergian (keluar rumah) secara aman serta berdomisili di kota Yatsrib (Madinah) secara damai pula. Hal ini, terkecuali bagi mereka yang zalim dan khianat. Tuhan (Allah)-lah pelindung orang yang berbuat kebajikan dan taqwa. 



Dengan semangat Piagam Madinah Rasulullah berhasil membangun masyarakat mutamaddin di kota bernama Yatsrib yang akhirnya disebut dengan kota Madinatul Munawarah (kota yang dapat pencerahan), kota yang modern, berkeadilan, makmur, sejahtera, solid serta tidak ada diskriminasi antara Muslim dan non Muslim antara penduduk pribumi dan pendatang.


Hal itu dibuktikan oleh keseriusan Nabi dalam menjalankan isi Piagam Madinah diantaranya, adalah pada suatu ketika ada seorang Muslim membunuh seorang Yahudi Nabi marah besar. Nabi mengumpulkan dana untuk ahli waris Yahudi tersebut, dan Nabi bersabda:


‎من قتل ذ ميا فأنا خصمه  


Barang siapa membunuh non Muslim maka akan berhadapan dengan saya     


Suatu ketika ada jenazah lewat Rasul berdiri menghormat berduka. Sahabat berkata, “itu tadi yang lewat jenazah orang Yahudi ya Rasul”. Rasul menjawab, “kita semua harus ikut berduka cita bagi siapa saja yang meninggal dan menghadap Tuhan-Nya walaupun itu non Muslim,” kata Nabi


Suatu ketika Usamah bin Zaid bin Harisah menangkap maling perempuan dan perempuan itu berasal dari keluarga terhormat dari Bani Mad’un. Karena melihat latar belakang wanita tersebut Usamah bermaksud membebaskan perempuan tersebut. Mengetahuai keinginan Usamah tersebut Rasulullah marah berkata:  


‎والله يااسامة لو سرقت فاطمة بنتي لقطعت يدها  


Demi Allah wahai Usamah andaikan Fatimah anakku mencuri niscaya aku akan memotong tangannya,”


Yang dibangun oleh Rasulullah tersebut adalah sebuah sistem sosial yang dinamakan tamaddun, masyarakatnya disebut masyarakat mutamaddin dan negaranya disebut dengan negara Madinah.

 

Ketiga, mari kita tingkatkan ukhuwah insaniyah. Ketika Rasulullah pergi haji (yang beliau hanya satu kali saja seumur hidup) yaitu haji wada’ kemudian Rasulullah mengumpulkan kaum Muslimin dan berkhutbah di padang Arafah yang isinya antara lain:

 

‎
  
يومكم هذا, وشهركم هذا وبلدكم هذا كحرمة ايها الناس, ان دماءكم حرام واموالكم حرام وعرضك


Wahai manusia, (disini Rasulullah menggunakan kata wahai manusia, bukan wahai umat Islam dan juga bukan wahai bangsa Arab). sesungguhnya nyawa, harta dan kehormatan kalian adalah suci seperti sucinnya hari wukuf ini, bulan haji, dan negari Makkah ini.”


Inilah deklarasi hak asasi manusia tiga serangkai nyawa, harta, dan martabat manusia 14 abad yang lalu. Setelah itu Rasulullah pulang dari haji dan 84 harinya Rasulullah meninggal.


Islam tidak mengenal radikal, ekstrim, apalagi teror. Islam sangat menghormati nyawa, harta, dan martabat manusia, dan barang siapa melanggar itu semua berarti sama saja ia mencoreng kesucian Islam itu sendiri.


Suatu ketika Rasulullah baru saja menguasai kota Hunain dan Thaif dan mendapat harta rampasan perang sangat banyak yang terdiri dari ratusan onta, sapi dan kambing. Dan Rasulullah membagi-bagikannya di Ji’ranah. Sahabat yang senior tidak dikasih hanya mualaf saja yang dikasih walaupun mualaf tersebut sudah kaya seperti sahabat Abu Syafyan yang pada waktu itu baru masuk Islam dan kaya di kasih seratus ekor unta.

 

Sekonyong-konyong datang seorang yang bernama Dzil Quaisir di hadapan Rasulullah dan berkata dengan congkak "i’dil ya Muhammad" (berbuatlah adilah wahai Muhammad.). Lalu Nabi Muhammad menjawab, "yang saya lalukukan ini adalah perintah Allah bukan kemauan saya sendiri." Setelah orang itu pergi Rasulullah besabda:


‎ولا يجاوز حلاقيمهم هم شرالخلق والخليقة قوم يتلون القران سيخرج من ضئضئ هذا جالرل


Akan muncul dari umatku orang yang hafal al-Qur’an tetapi tidak melewati tenggorokanya (tidak mengerti) mereka itulah sejelek-jeleknya manusia bahkan lebih jelek dari binatang.


Prediksi Rasullah tidak lama terbukti yaitu terbunuhnya khalifah keempat Sayyidinan Ali ra dibunuh oleh Abdul Rahman bin Muljam. Ketika beliau (Sayyidina Ali ra) keluar rumah akan menjalankan shalat subuh. Pembunuh Ali itu adalah seorang yang memperoleh sebutan sebagai qaimul lail, shoimun nahar, dan hafidzul Qur’an.


Karena menurut Abdurrahman bin Muljam Ali telah kafir karena telah menerima putusan perjanjian damai dengan Muawiyah di Daumatu Jandal. Berarti Ali telah mengambil hukum hasil keputusan manusia padahal menurut Abdur Rahman bin Muljam :  لاحكم الا الله (tidak ada hukum kecuali hukum Allah) berdasarkan firman Allah:

 

‎ومن لم يحكم بما انزل الله فاؤلئك هم الكافرون.



“Barang siapa tidak menghukumi dengan hukum (al-Qu’an) yang diturunkan oleh Allah maka mereka adalah termasuk orang-orang kafir.”


Dari bentangan sejarah tersebut, marilah di hari yang fitri ini, kita selaku Umat Muslim Nusantara yang mempunyai karakter dan sejarah panjang sebagai bangsa, haruslah mengambil sikap sebagai Muslim yang cerdas dan bijaksana. Carut marut ekonomi dan kemelut elit dalam berpolitik janganlah menyebabkan pertikaian dan perpecahan diantara kita. Mari kita jalankan ajaran Islam yang ramah bukan islam yang Marah, mari kita jaga NKRI dari ekstremisasi, mari kita tingkatkan silaturahim untuk kebaikan diri, keluarga, lingkungan dan bangsa kita. Mari kita bersatu dalam aqidah, berjamaah dalam ibadah dan bertoleransi dalam khilafiyah.

 

Mudah-mudahan Allah yang maha Pemurah, merahmati kita, mengampuni kesalahan kita dan membebaskan kita dari api neraka. Aamiin ya Rabbal ‘Alamin

 

‎جَعَلَناَ اللهُ وَإِياَّكُمْ مِنَ العاَئِدِيْنَ وَالفَآئِزِيْنَ وَأَدْخَلَناَ وَاِيَّاكُمْ فِيْ زُمْرَةِ عِباَدِهِ المُتَّقِيْنَ. قَالَ تَعَالَى فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ . يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ اليُسْرَ وَلاَ يُرِيْدُ بِكُمُ العُسْرَ وَلِتُكْمِلُوْاالعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوْاالله َعَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ  بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ القُرْآنِ العَظِيْمِ وَنَفَعَنيِ وَاِيّاَكُمْ بِمَافِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ


Khutbah II   


‎اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ (×٣) اللهُ أَكْبَرُ وَ لِلّٰهِ اْلحَمْدُ اللهُ أكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلٰهَ إِلاّاللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ لاَ إِلَهَ إِلاّاللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ وَكَفَى وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّـدٍ الْمُصْطَفَى وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا، أَمَّا بَعْدُ، اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقاَتِهِ وَلاَتَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيّ يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ . 


‎اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا، اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ .رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ. 
 

‎عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، عِيْدٌ سَعِيْدٌ وَكُلُّ عَامٍ وَأَنْتُمْ بِخَيْرٍ  

 
 

KH. Masrukhin Abdul Majid, Ketua LDNU DKI Jakarta